PILIHAN REDAKSI

BNNK Payakumbuh Terus Dorong Kesadaran Korban Penyalhgunaan Untuk di Rehabilitasi

  INFO|Payakumbuh - Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Payakumbuh terus mendorong kesadaran korban penyalahgunaan Narkoba, baik jenis gan...

Budaya

Opini

Mentawai

Padang Panjang

Peristiwa

Pariwara

Sijunjung

Warga Sungai Tarab Adukan Persoalan Air Bersih ke Indra Catri
Tuesday, December 01, 2020

On Tuesday, December 01, 2020

 

Calon Wakil Gubernur Sumbar Indra Catri silahturahmi bersama masyarakat sungai Tarab Tanah Datar
INFONUSANTARA.NET - Belum mengalirnya air bersih ke rumah-rumah menjadi persoalan yang sudah lama dialami masyarakat Sungai Tarab, Tanah Datar. 

Hal itu disampaikan masyarakat setempat kepada calon Wakil Gubernur Sumbar, Indra Catri, yang bersilaturahmi dengan masyarakat daerah itu di Nagari Rao-Rao, Selasa (1/12).

“Kami berharap jika Pak Indra Catri menjadi wakil gubernur untuk menyelesaikan masalah air bersih, khususnya di Nagari Rao-Rao ini. Terbatasnya air bersih sangat menyulitkan masyarakat untuk beraktivitas,” kata Herawati, warga setempat.

Ia melihat dalam program kerja pasangan nomor urut 2 tersebut sektor infrastruktur merupakan program utama. Akses akan air bersih juga diketahui masuk dalam prioritas tersebut. Karena itu, ia berharap program tersebut dapat diwujudkan di Sungai Tarab. 

“Saat ini ada sumber air bersama yang bisa dipakai masyarakat. Hal itu tentu tidak efektif,” ujarnya.

Indra Catri mengatakan bahwa persoalan air bersih memang masuk dalam prioritas kerjanya bersama Nasrul Abit. 

“Air bersih harus bisa diperoleh masyarakat, dan itu merupakan tugas pemerintah,” ucapnya.(*)

Layak Dititipi Amanah, Paguyuban Pujakesuma Pilih Nasrul Abit-Indra Catri
Tuesday, December 01, 2020

On Tuesday, December 01, 2020

 

Calon Gubernur Sumbar Nasrul Abit Silahturahmi dengan Paguyuban putra Jawa kelahiran Sumatera

INFONUSANTARA.NET-Dukungan untuk Nasrul Abit-Indra Catri dalam Pilkada Sumbar terus mengalir. Kali ini dukungan terhadap mereka datang dari Paguyuban Putra Jawa Kelahiran Sumatera (Pujakesuma). 

Ketua Paguyuban Pujakesuma Pasaman Barat, Beni Harianto, mengatakan bahwa pihaknya memilih Nasrul Abit-Indra Catri karena menilai hanya pasangan tersebut yang layak untuk dititipi amanah lima tahun ke depan.

“Selain karena sepak terjangnya sudah jelas, keduanya juga sudah bebas dari tugas jabatan sebelumnya,” katanya, Selasa (30/11).

Menurutnya, kriteria pemimpin Sumbar ke depan sudah terpenuhi oleh Nasrul Abit-Indra Catri. Ia menilai keduanya sudah teruji secara pengalaman dan tidak lagi memiliki beban ketika maju dalam pesta demokrasi kali ini.

Beni mengatakan bahwa dukungan Paguyuban Pujakesuma tidak hanya datang dari Pasaman Barat, tetapi juga dari seluruh Sumbar.

Ia  mengklaim bahwa semua Dewan Perwakilan Daerah Paguyuban Pujakesuma di provinsi ini sudah membulatkan suara untuk pasangan Nasrul Abit-Indra Catri.

“Ketika menjabat sebagai kepala daerah, keduanya juga dekat dengan semua lapisan masyarakat,” ucapnya.

Calon Wakil Gubernur Sumbar, Indra Catri, berterima kasih atas doa dan dukungan Paguyuban Pujakesuma. Ia berharap apa yang menjadi cita-cita bersama ini dapat terwujud.

“Mari kita wujudkan Sumbar yang unggul untuk semua, Sumbar yang madani,” katanya.(*)

Wismar: Pilih Pemimpin Peduli Kota Padang dan Mampu Jalin Hubungan dengan Pusat
Tuesday, December 01, 2020

On Tuesday, December 01, 2020

Foto: Wismar Panjaitan. Pilih Pemimpin yang Memperhatikan Kota Padang dan Mampu Jalin Hubungan dengan Pusat.

INFONUSANTARA.NET - Sebagai anggota DPRD Kota Padang, Wismar Panjaitan mengajak warga Kota Padang untuk menggunakan hak suaranya pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2020. 

"Mari kita gunakan hak suara kita pada 9 Desember 2020 nanti, untuk kemajuan daerah kita dan tentunya akan menentukan nasib kita untuk lima tahun mendatang," katanya seperti dari dilansir dari  BentengSumbar.com.

Menurut Wismar, warga kota harus cerdas dalam menentukan pilihan, dan jangan sampai terayu oleh politik uang yang menggelapkan mata, sehingga salah dalam memilih pemimpin.

"Tentunya kita ingin pemimpin Sumatera Barat kedatang yang memperhatikan kota ini dan mampu menjalin hubungan dengan pemerintah pusat, sehingga kue pembangunan itu dapat dibawa ke daerah kita," ujar anggota Fraksi Partai Golkar dan PDI Perjuangan DPRD Kota Padang ini.

Harus diakui, kata Wismar, suara warga Kota Padang sangat menentukan dalam Pilgub Sumbar. Sebab, jumlah pemilih di Kota Padang terbesar dari daerah lainnya di Sumatera Barat.

"Biasanya, yang menang di Kota Padang dapat dipastikan bakal jadi Gubernur Sumbar, dan sebaliknya yang kalah di Kota Padang bisa dipastikan juga bakal kalah di Pilgub Sumbar. Kita melihat kepada contoh yang sudah-sudah saja," ungkap politisi PDI Perjuangan ini. 

"Makanya, kita sebagai warga Kota Padang harus cerdas dalam menentukan pilihan. Pilih pemimpin yang menguntungkan bagi daerah kita dari segi pembangunan," tuturnya. 

Dari keempat pasangan calon Gubernur Sumbar itu, kata Wismar merupakan putra terbaik Sumatera Barat. Tapi tentu yang dipilih yang membangun Sumatera Barat ke depannya, khususnya Kota Padang.

"Sumbar, dibanding provinsi lain di Sumatera, jauh tertinggal. Saatnya rakyat menentukan, pemimpin yang membawa perubahan untuk kemajuan Sumbar dan Kota Padang," tukuknya.(by)


Berhasil Membangun Pariwisata Pessel, Nasrul Abit Diminta Majukan Wisata Pasaman
Friday, November 27, 2020

On Friday, November 27, 2020

 

Calon Gubernur Sumbar Nasrul Abit berkunjung ke Pasaman

INFONUSANTARA.NET -- Masyarakat Pasaman meminta calon Gubernur Sumatra Barat (Sumbar), Nasrul Abit, untuk terlibat mengembangkan ojek wisata Pantai Sasak dan Taman Wisata Equator Bonjol. 

Mereka menyampaikan permintaan itu karena melihat Nasrul Abit sukses mengembangkan Pantai Carocok Painan dan objek wisata Mandeh.

“Kami ingin Pantai Sasak ini berkembang seperti Pantai Carocok Painan sehingga kami bisa menggantungkan hidup dari pawisata sebab penghasilan melaut mulai berkurang,” ujar Amri warga Jorong Pondok, Nagari Sasak, Kecamatan Sasak Ranah Pasisia, saat Nasrul Abit mengunjungi kabupaten tersebut pada 25 November 2020.

Hal senada juga disampaikan Oyong, warga Jorong Pandam, Nagari Lima Koto, Kecamatan Bonjol. Menurutnya, Taman Wisata Equator Bonjol yang terkenal karena dilintasi oleh garis khatulistiwa belum dikelola dengan baik.

“Kami ingin Taman Wisata Equator Bonjol ini banyak dikunjungi. Untuk dikunjungi, tentu perlu dikelola dengan baik. Beliau pemimpin yang berhasil membangun pariwisata Pessel. Jika sudah di Sumbar, kami ingin beliau turun tangan langsung untuk memajukan Taman Wisata Equator Bonjol ini,” tuturnya.

Ia berpendapat bahwa pengelolaan titik nol derajat bumi yang melintasi Sumbar itu belum maksimal. Padahal, Equator bisa mengangkat ekonomi masyarakat setempat di sektor pariwisata, bahkan bisa menjadi pusat perekonomian masyarakat Bonjol.

Nasrul Abit mengatakan bahwa pemerintah provinsi bisa ikut terlibat dalam pengembangan pariwisata daerah. Ia sendiri merupakan Ketua Tim Percepatan Pariwisata Sumbar. Jika menjadi gubernur, ia akan bekerja sama dengan bupati dan wali kota.

“Di Pasaman insyaallah Pak Benny Utama. Kita akan kerja sama, termasuk untuk pengembangan pariwisata,” ucap Wakil Gubernur Sumbar yang sedang cuti pilkada itu.(*)

Kunjungi Mentawai, Nasrul Abit Diarak Keliling Siberut Selatan
Sunday, November 22, 2020

On Sunday, November 22, 2020

Calon Gubernur Sumbar Nasrul Abit diarak keliling Siberut Selatan

INFONUSANTARA.NET - Masyarakat Siberut Selatan, Mentawai, menyambut Nasrul Abit dengan luar biasa. Saat berkunjung ke sana, Sabtu (21/11), ia diarak keliling daerah itu.

Puluhan motor mengiringi rombongan Wakil Gubernur Sumbar yang sedang cuti pilkada itu hingga ke pelosok Siberut Selatan. Arak-arakan itu mulai dari Muara Siberut, masuk ke pedalaman, dan finis di pelabuhan Maileppet.

Penanggung jawab kampanye Nasrul Abit-Indra Catri (NA- IC) untuk wilayah Siberut Selatan, Al Imam, mengatakan bahwa mereka melakukan arak-arakan itu untuk memberi tahu warga tentang Nasul Abit yang peduli tanah Sikerei tu.

“Masyarakat Siberut Selatan sangat antusias karena beliau bukan asing lagi kami. Beliau sudah berkali-kali datang ke sini,” ujarnya.

Pawai motor itu dilengkapi dengan alat peraga kampanye (APK) NA-IC, seperti stiker, baju, topi, dan bendera Gerindra. Peserta pawai meneriakkan “NA-IC gubenur” sambil mengacungkan 2 jari kepada warga yang sedang di rumah dan yang lewat di jalan.

“Pak Nasrul satu-satunya calon gubernur yang peduli dengan Mentawai. Tidak saat pilgub saja, tapi jauh sebelum pilgub beliau sudah sering ke Mentawai,” tutur Al Iman.

Dia menyatakan bahwa masyarakat Mentawai, khususnya Siberut Selatan, bersedia memenangkan NA-IC pada Pilgub Sumbar 2020.

“Insyaallah menang, apalagi disini mayoritas orang dari Pesisir Selatan,” ucapnya.(*)

Warga Ingin Nasrul Abit Lanjutkan Pembangunan di Mentawai
Sunday, November 22, 2020

On Sunday, November 22, 2020

Calon Gubernur Sumbar Nasrul Abit berkunjung ke Siberut Selatan

INFONUSANTARA.NET - Antuasiasme masyarakat Mentawai terhadap calon Gubernur Sumatra Barat (Sumbar), Nasrul Abit, tidak bisa dibendung. Begitu mendapat informasi bahwa Nasrul Abit datang ke Siberut Selatan, warga yang berada di luar Siberut Selatan langsung merapat. 

Stefanus Pabianfer salah satunya. Dia nekat naik pompong (sampan kecil) dari Siberut Barat Daya ke Siberut Selatan untuk bertemu Nasrul Abit.

Stefanus bersama seorang temannya rela menghadang gelombang selama tiga jam dan tidak peduli hujan untuk pergi ke Siberut Selatan. Di sana mereka ingin bertemu langsung dengan Nasrul Abit untuk menyampaikan pesan warga Siberut Barat Daya.

“Kami perpanjangan tangan warga Siberut Barat Daya menginginkan Bapak melanjutkan pembangunan di Mentawai,” katanya kepada Nasrul Abit di Siberut Selatan, Sabtu (21/11).

Stefanus menyebut bahwa tidak ada pilihan lain kecuali memilih dan memenangkan Nasrul Abit di Pilgub Sumbar. Ia meminta Nasrul Abit membangun jembatan Katurai sehingga akses dari Siberut Barat Daya dan Siberut Selatan menyambung.

“Tadinya warga Katurai ingin ke sini bertemu dengan Bapak. Tapi, karena cuaca, mereka tidak jadi berangkat. Kalau jembatan Katurai bangus, kami bisa lewat jalur darat pakai motor. Karena itu, kami minta jembatan, Pak,” tuturnya.

Selain Stefanus, Murtias dari Siberut Tengah juga nekat berjam-jam naik pompong untuk bertemu Nasrul Abit. Ketika bertemu Nasrul Abit, ia meminta alat peraga kampanye (APK) NA-IC untuk ia sebarkan di Siberut Tengah.

Dalam kesempatan itu ia juga menyampaikan beberapa persoalan di Siberut Tengah, misalnya masalah listrik yang hanya hidup malam hari, air bersih, sinyal, dan dermaga untuk kapal bersandar.

“Dermaga yang penting agar bisa kapal masuk, Pak. Tanah sudah tiga hektar untuk dermaga. Kemudian, sarana prasarana pendidikan,” ucapnya kepada Wakil Gubernur Sumbar yang sedang cuti pilkada itu.

Nasrul Abit terharu akan perjuangan masyarakat Mentawai untuk bertemu dirinya. Ia pun sudah lama bertekad untuk melepaskan Mentawai dari status daerah tertinggal.

“Kami akan teruskan pembangunan dengan sinkronisasi pemerintah provinsi, pemerintah pusat, dan pemerintah kabupaten. Kalau terpilih menjadi gubernur, saya ingin Mentawai keluar dari status daerah tertinggal,” ujarnya.(*)

Sufmi Dasco dan Sandiaga Uno di Ranah Minang, Kemenangan NA-IC di Pilgub Sumbar Marwah Prabowo
Thursday, November 12, 2020

On Thursday, November 12, 2020

 

Sufmi Dasco dan Sandiaga Uno turun ke
Ranah Minang  Kemenangan NA - IC Adalah Marwah Pak Prabowo

INFONUSANTARA.NET -- Kemenangan Nasrul Abit-Indra Catri (NA-IC) dalam Pilkada Sumbar harga mati bagi Partai Gerindra. Ketua Harian DPP Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, menyampaikan bahwa Sumbar merupakan halaman depan Gerindra. Karena itu, semua kader partai tersebut harus habis-habisan (all out) memenangkan NA-IC.

“Kemenangan NA-IC adalah marwah Pak Prabowo. Semua harus bergerak. Perang ini harus dimenangkan,” katanya yang datang bersama Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Salahudin Uno dalam Rapat Konsolidasi Daerah Pemenangan Pilkada Serentak 2020 di Hotel Axana, Padang, Kamis (12/11).


Sufmi menegaskan, semua kader harus solid, tidak main-main dan mementingkan ego pribadi. Ia melarang kader, terutama anggota dewan dari Gerindra, keluar kota mulai hari ini hingga selesai pemilihan.

“Jangan ada ego pribadi. Saya minta anggota DPRD bergerak. Jangan mutar-mutar tak jelas. Kawan-kawan harus ada di titik pertempuran, bergerak sampai ke kampung-kampung door to door,” tutur Wakil Ketua DPR RI yang mengibaratkan Pilgub Sumbar seperti Perang Padri. 

Menurutnya, kemenangan NA-IC merupakan semangat bagi Gerindra. Sebaliknya, kekalahan NA-IC akan meredupkan semangat juang Gerindra se-Indonesia. “Marwah Probowo harus kita jaga. Dua kali masyarakat Sumbar mengamanahkan Pak Prabowo saat pilpres. Dukungan itu harus kita jaga,” ucapnya di hadapan Ketua DPD Gerindra Sumbar Andre Rosiade, pimpinan DPC Gerindra Kabupaten/Kota di Sumbar  dan para calon Gubernur dan Bupati/Wali Kota ini. 

Senada dengan Sufmi, Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra, Sandiaga Uno, mengatakan bahwa warga Sumbar dua kali memberikan kepercayaan kepada Prabowo. Menurutnya, kepercayaan itu harus dipertahankan dengan cara melayani, membela, dan hadir di tengah-tengah masyarakat. 

“Apalagi saat pendemi Covid-19 ini, kita harus hadir, berikan bantuan tanpa administrasi yang berbelit-belit. Saat inilah Gerindra hadir dan itulah yang membuat NA-IC dipilih,” kata mantan calon wakil Presiden 2019 ini. 

Ketua DPD Gerindra Sumbar, Andre Rosiade, menyampaikan bahwa karena waktu pencoblosan makin dekat, Gerindra sebagai pemenang pemilu di Sumbar mempertaruhkan segalanya untuk kemenangan NA-IC. “Ketua DPC jangan ada lagi yang meninggalkan Sumbar. Kita harus memenangkan Pilgub Sumbar,” ucapnya.

Ketua Tim Pemenangan NA-IC Supardi menyebutkan, semua elemen bertekad memenangkan Gerindra. Baik Prabowo di Pilpres, Gerindra di Pileg dan NA-IC di Pilgub Sumbar 2020. “Kedatangan pak Dasco dan pak Sandi adalah bukti keseriusan Partai Gerindra dari pusat sampai ke daerah untuk memenangkan NA-IC,” kata ketua DPRD Sumbar ini. 

Dia menyebutkan, tim akan mematangkan, Akan  pelatihan saksi untuk memenangkan NA-IC. Karena saksi yang kuat juga bagian dari pemenangan NA-IC itu sendiri. “Kami serius untuk menang. Sudah pasang APK sampai tingkat nagari dan jorong,” katanya. 

Nasrul Abit dan Indra Catri berterima kasih atas dukungan DPP Gerindra kepada mereka dalam pertarungan yang tinggal hitungan hari saja. “Terima kasih kepada pak Dasco dan pak Sandi yang turun langsung memimpin kemenangan kami di Sumbar. Insya Allah NA-IC menang,” katanya. 

//Sandi Kampanyekan NA-IC di Bukittinggi//

Sandiaga Uno

Usai dari Padang, Sandi Uno, menyapa pedagang Pasar Ateh Bukittinggi, Kamis (12/11). Kedatangannya ke sana ialah untuk mengampanyekan Nasrul Abit-Indra Catri sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar dan Erman Safar-Marfendi sebagai calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bukittinggi.

Di Pasar Ateh Bukittinggi Sandiaga Uno dikerumuni emak-emak untuk diajak berfoto. Ia dengan sabar melayani pengunjung yang ingin berfoto dengannya. Idola emak-emak Indonesia itu berdialog dengan pedagang. Sandi menanyakan langsung kondisi pedagang Pasar Ateh Bukittinggi dalam pandemi Covid-19.

Sebelum menyambangi pedagang, Sandi singgah di rumah juang Erman Safar-Marfendi untuk membakar semangat relawan memenangkan Nasrul Abit-Indra Catri dan Erman Safar-Marfendi.

“Saya hadir di sini mendukung Erman Safar-Marfendi dan Nasrul Abit-Indra catri yang akan memulihkan ekomoni masyarakat dalam pandemi Covid-19. Emak-emak siap berjuang? Kami datang membawa pesan Pak Prabowo. Calon dari Gerindra harus menang,” katanya berteriak.

Pertanyaan itu langsung dijawab “siap” oleh emak-emak militan yang hadir. Sandi menyampaikan pesan dan permintaan Prabowo bahwa Gerindra hadir di tengah-tengah masyarakat.

Ketua Harian DPP Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, yang tergabung dalam rombongan menyampaikan bahwa Bukittinggi istimewa bagi Gerindra. “Ternyata kader di Bukittinggi mempunyai semangat yang tinggi. Yang mengklaim Bukittinggi kandang mereka, hari ini terpatahkan,” ucapnya.

Sufmi Dasco juga menyampaikan bahwa jika calon yang diusung Gerinda menang, retribusi Pasar Ateh dan Pasar Bawah akan digratiskan setahun. Ia menargetkan 80 persen kemenangan untuk Nasrul Abit-Indra Catri dan Erman Safar-Marfendi di Bukittinggi. “Ini komitmen Gerindra. Kami paham bagaimana kondisi pedagang dalam masa pandemi Covid-19 ini,” ujarnya. (*)

Angkat Bicara! Ferdinand:Sangat Tak Layak Andi Arief Membandingkan HRS dengan Bung Karno
Thursday, November 12, 2020

On Thursday, November 12, 2020

Ferdinand Hutahaean & Andi Arief (ist)

Membandingkan HRS dengan BK sangat tak layak. Ini bukan soal jumlah massa tapi soal pengabdian dan pengorbanan pada bangsa.

INFONUSANTARA.NET-- Politikus Ferdinand Hutahean angkat bicara terkait penyataan Ketua Bappilu Demokrat, Andi Arief yang membandingkan Habib Rizieq Shihab dengan Soekarno.

Kata Ferdinand, Soekarno atau yang akrab disebut Bung Karno merupakan tokoh bangsa sekaligus proklamator Indonesia.

“Bung Karno itu tokoh sejarah berdirinya bangsa Indonesia. Mulai dari jaman perang hingga era kemerdekaan 1945 dan masa menjaga stabilitas bangsa sebelum lengser 1967,” kata Ferdinand di akun Twitternya, Rabu (11/11/2020).

Dia menjelaskan membandingkan Soekarno dengan imam besar FPI Habib Rizieq adalah sebuah hal yang tak layak.

“Membandingkan HRS dengan BK sangat tak layak. Ini bukan soal jumlah massa tapi soal pengabdian dan pengorbanan pada bangsa,” jelasnya.

Soal jumlah massa, Direktur Eksekutif EWI itu menyebutkan Bung Karno pernah mengumpulkan ratusan ribu massa di awal-awal kemerdekaan.

“19 September 1945, Soekarno disambut dan berpidato dihadapan tiga ratus ribu lebih warga negara yang berkumpul di lapangan Ikada sebagai bagian pengabdian dan pengorbanan untuk bangsa,” sebutnya.

“Tidak patut kumpulan seratusan ribu orang bahkan merusak, melanggar aturan lebih dibandingkan dengan ini,” lanjut Ferdinand.

Sebelumnya, Politikus Partai Demokrat Andi Arief mengatakan, publik boleh saja berdebat tentang kontroversi Habib Rizieq, tetapi harus diakui bahwa, Presiden Soekarno saja tidak pernah dijemput seperti itu.

“Boleh saja berdebat tentang HRS. Tapai soal jumlah masa fenomenal saat kepulangan dari Arab Saudi hari ini harus diakui dengan jujur memang baru hari ini terjadi. Soekarno sang Proklamator saja tak pernah diperlakukan begitu. Mudah-mudahan ke depan situasi makin membaik.” Cuit Andi Arief di twitternya, Selasa (10/11). (msn/fajar)


Megawati Sebut Jakarta Amburadul!Ferdinand:Mesin Politik 2022 dan 2024 Sudah Dipanasi Lebih Awal
Thursday, November 12, 2020

On Thursday, November 12, 2020

Mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean(ist)

INFONUSANTARA.NET --Mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean turut mengomentari pernyataan Megawati Soekarnoputri mengenai kondisi DKI Jakarta yang belakangan semakin amburadul. 

Ferdinand mengaku, tak mungkin pimpinan PDIP tersebut melempar kritikan sepedas itu jika tak ada sebab.

Ferdinand Hutahaean menilai, saat ini Megawati merupakan salah satu politisi ternama di Indonesia. Seandainya Mega sampai turun gelanggang dan menyampaikan kritikan tajam, maka ada suatu hal yang tidak beres. Artinya, perlu dikoreksi.

"Kalau sekelas Ibu Megawati sudah turun gelanggang, artinya memang di balik layar tak kasar mata sedang terjadi politik tingkat tinggi yang bermain. Kalau tidak, tak mungkin Ibu Mega (yang berstatus) sebagai politisi teratas sampai turun bicara.” ujar Ferdinand.

“Artinya, cuitan saya tentang mesin politik 2022 dan 2024 sudah dipanasi lebih awal itu nyata,” kata dia.

Sebelumnya, Megawati berkisah, dahulu saat pindah dari Yogyakarta ke Jakarta sekira tahun 1950, kondisi Ibu Kota masih sangat baik. Namun, saat ini, Jakarta yang seharusnya bisa menjadi percontohan dari segi pengetahuan dan tata kelola kota justru semakin amburadul.

“Karena saya juga saksi hidup di Jakarta ini. Dulu waktu pindah dari Yogyakarta ke Jakarta pada 1950…. Tetapi sekarang Jakarta ini jadi amburadul. Karena apa? Seharusnya city of intellect bisa dilakukan,” ujar Megawati melalui keterangan resminya, dikutip dari CNBC, Rabu 11 November 2020.

“Tata kota, lalu masterplan-nya, siapa yang buat? Tentu akademisi, insinyur, dan sebagainya,” sambungnya.

Lebih jauh, mantan Presiden Indonesia itu mengaku bangga, lantaran tiga kota yang berada di bawah kepemimpin PDIP terpilih sebagai city of intellectual. “Terima kasih yang jadi peringkat kesatu, kedua, dan ketiga, Semarang, Solo, Surabaya, itu adalah anak-anak dari partai saya,” tegasnya.

Menurut Megawati, para kepala daerah itu bisa membangun kotanya menjadi city of intellectual atau kota yang berilmu pengetahuan karena mereka selalu diajari dan dibina di PDIP. Megawati meminta kepala daerah dari partai berlogo banteng tersebut bisa membangun daerah tanpa meninggalkan kecerdasan warganya.


HUT ke-9 Partai Nasdem,Surya Paloh:Tak Ada Perjuangan Setengah Hati
Wednesday, November 11, 2020

On Wednesday, November 11, 2020

 

Ketum NasDem Surya Paloh menyebut tak ada perjuangan setengah hati dalam restorasi. 

INFONUSANTARA.NET -- Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengingatkan seluruh kadernya bahwa tidak ada perjuangan politik yang bersifat setengah kaki.

Menurutnya, tidak ada juga perjuangan yang bersifat setengah kaki alias setengah hati untuk merealisasikan sebuah perubahan total sebagaimana yang diupayakan NasDem selama ini.

"Tidak ada perjuangan yang setengah-setengah, tidak ada perjuangan setengah hati apalagi perjuangan setengah kaki," kata dia, saat berpidato di acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-9 Partai NasDem yang disiarkan secara langsung lewat akun Youtube, NasDem TV, Rabu (11/11).

Ia menyampaikan NasDem masih memiliki sejumlah pekerjaan rumah di hari mendatang meskipun telah mampu meraih keberhasilan di sejumlah kontestasi politik, baik di tingkat daerah hingga nasional.

Surya pun mengajak seluruh kader NasDem untuk totalitas dalam pergerakan demi mendedikasikan diri bagi bangsa.

"Kita sudah berpartisipasi dalam dua pemilu legislatif, dan dua kali pemilu pilpres, termasuk tiga kali tahapan pilkada. Syukur alhamdulillah, NasDem mampu berbicara banyak di dalamnya," cetusnya.

"Kita telah mampu memperkuat struktur partai kita di seluruh wilayah nusantara, meski masih ada sejumlah pekerjaan rumah di sana-sini," sambung pria yang sebelumnya juga dikenal sebagai pengusaha media tersebut.

Lebih jauh, Surya menyampaikan Partai NasDem menawarkan upaya penyederhanaan partai politik dengan menaikkan ambang batas parlemen dari 4 menjadi 7 persen di hari mendatang.

Menurutnya, penyederhanaan parpol dibutuhkan agar pelembagaan demokrasi semakin matang dan berkualitas bagi kehidupan politik di Indonesia.

Selain itu, lanjut dia, hal ini dibutuhkan untuk menjaga iklim politik tetap sehat serta tidak menguras emosi bangsa ini dengan isu-isu SARA, hoaks, dan isu sensitif lainnya.

Surya berpesan agar iklim politik harus dibuat untuk tetap mengajak seluruh rakyat menatap ke depan demi kemajuan bangsa dan negara.

"Kenaikan PT memang dibutuhkan untuk penyederhanaan kehidupan parpol yang ada di negeri ini agar pendekatan kita bukan hanya pendekatan kuantitatif, tetapi kita lebih melakukan pendekatan aspek kualitatif," ujar Surya.

Sumber: CNN Indonesia


Dukungan untuk Nasrul Abit-Indra Catri  Bergelora di Bukittinggi
Tuesday, November 10, 2020

On Tuesday, November 10, 2020

 


Calon Gubernur Sumatra Barat, Nasrul Abit, menyapa warga di kawasan Terminal Aur Kuning, Kota Bukittinggi, Senin 9 November 2020. Di sini, Nasrul Abit mendapat sambutan hangat dari warga dan pedagang.

INFONUSANTARA.NET -- Calon Gubernur Sumbar, Nasrul Abit, bersilaturahmi dengan pedagang dan pengunjung Pasar Bawah, kemudian dilanjutkan ke Pasar Aur Kuning dan Kelurahan Parit Antang, Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh, Bukittinggi, Senin (9/11). 

Ia mendapatkan “infus” politik dari warga Kelurahan Parit Antang. Tokoh masyarakat setempat, Asri Bakar, menekankan cara untuk memenangkan Nasrul Abit-Indra Catri (NA-IC). 

Caranya ialah melakukan sosialisasi dari rumah ke rumah, lapau ke lapau, dan dapur ke dapur. “Emak-emak militan mulailah dari rumah ke rumah dan dapur ke dapur sehingga menggelora di setiap rumah di Bukittinggi ini. Bagi Bapak-bapak, mari mulai dari lapau ke lapau,” katanya kepada warga yang hadir.

Menurut Asri Bakar, tidak alasan untuk tidak memilih calon gubernur dan wakil gubernu nomor urut 2 itu. Ia melihat bahwa pengalaman keduanya, sudah teruji dan berpengalaman dalam pemerintahan. “Pak Nasrul Abit mulai dari Wakil Bupati Pesisir Selatan, kemudian bupati Pessel dua periode dan Wakil Gubernur Sumbar, dan Pak Indra Catri, Bupati Agam dua periode. Mau apa lagi. Pengalaman jelas beliau lebih unggul,” tuturnya.

Ia menilai bahwa bekal pengalaman itu bisa mewujudkan Sumbar unggul di bawah kepemimpinan Nasrul Abit-Indra Catri. 

“Beliau sangat peduli dan berpengalaman dengan pariwisata. Kita Bukittinggi ini banyak bergerak di UMKM dan pariwisata. Jadi, wajar dukungan kita berikan kepada beliau,” ujarnya.

Sementara itu, Kader Gerindra Bukittinggi, Herman Sofyan, mengatakan bahwa jika Nasrul Abit terpilih, akan ada sinkronisasi provinsi dengan Bukittinggi. “Hubungan kita dengan pemerintah  provinsi akan kuat. Apa yang kita minta ke pemerintah provinsi tentu menjadi prioritas,” ucap Ketua DPRD Bukittinggi itu.

Nasrul Abit menyambut baik dukungan yang datang dari masyarakat di Bukittinggi. Ia juga berterima kasih kepada warga yang begitu antusias. “Memang ada kawan yang mengatakan agar saya tidak masuk Bukittinggi. Tapi, setelah saya datang, antusiasme masyarakat sangat tinggi. Mereka bertanya langsung, ini Pak NA berpasangan dengan Pak Indra Catri? Tanya mereka kepada saya,” tutur Nasrul Abit.

Nasrul Abit mengatakan bahwa program yang diusung NA-IC banyak berkaitan dengan Bukittinggi, misalnya pariwisata, UMKM, dan kesehatan. “RS Ahmad Mochtar kewenangan pemerintah provinsi. RS ini harus dilengkapi alat dan tenaga medisnya sehingga pasien di Bukittinggi tidak selalu dirujuk ke RSUP M. Djamil Padang,” katanya.

Pedagang Seragam Ngadu ke IC


Pedagang seragam sekolah di Padang Panjang mengadu kepada calon Wakil Gubernur Sumbar, Indra Catri. Ia mengadukan omzet penjualannya turun drastis hingga 200 persen sejak pandemi Covid-19 melanda provinsi itu. “Sejak pandemi korona, omzet turun drastis. Anak-anak juga sangat ingin ke sekolah,” kata pedagang seragam baju di Pasar Padang Panjang, Elfa Renita, Minggu (8/11).

Elfa mengatakan bahwa hingga kini ia masih berjualan meski dampak pandemi terus menggoyang usahanya. Ia menyebut bahwa masih ada pembeli yang mencari baju seragam sekolah, tetapi jumlahnya sangat sedikit daripada biasanya.

Atas kondisi itu, Elfa berharap pemerintah mempertimbangkan untuk membuka sekolah kembali dengan penerapan protokol kesehatan meski penyebaran Covid-19 masih terjadi di Sumbar. “Anak-anak saya misalnya, sudah bosan belajar di rumah. Belajar di rumah juga tidak efektif,” ujarnya.

Sementara itu, Indra Catri, mengatakan bahwa saat ini penyebaran Covid-19 memang masih tinggi. Kemudian, kebijakan tentang kapan sekolah dimulai berada di tangan pemerintah.

“Dampaknya memang luar biasa, tidak hanya di sektor pendidikan, tetapi juga ekonomi. Semoga korona segera berlalu,” ucapnya.

Indra Catri menyampaikan bahwa ke depan merupakan tantangan berat bagi pemerintah, yakni memulihkan ekonomi dan sektor lain yang terdampak pandemi. Ia bersama calon Gubernur Sumbar, Nasrul Abit, sudah merancang strategi pemulihan tersebut. (*)


PKS Dinilai Tak Serius Tolak UU Ciptaker, Hanya Cari Simpati
Tuesday, November 10, 2020

On Tuesday, November 10, 2020

 

UU Cipta Kerja, namun hanya ingin mendapatkan simpati elektoral di tengah polemik Omnibus Law ini. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)


INFONUSANTARA.NET -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dinilai tak serius menolak Undang-undang Cipta Kerja. Pengamat politik dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Sirojudin Abbas berpendapat PKS sedang mencari manfaat politik dari UU Ciptaker ini.

"Sebetulnya PKS itu tidak bersungguh-sungguh menolak RUU Cipta Kerja itu, tetapi dia hanya ingin mendapatkan manfaat politik saja dengan sikap seolah-olah oposisi dengan pemerintah partai koalisi," kata Sirojudin dilansir dari CNNIndonesia.com

Sirojudin menyoroti sikap PKS sejak masuk Panitia Kerja (Panja) UU Omnibus Law. Namun, di masa akhir PKS malah menolak apa yang telah mereka kerjakan bersama Panja UU Cipta Kerja.

"Dia tetap ingin membuat diferensiasi dengan partai koalisi pemerintah, sehingga ia menunjukkan seolah-olah menolak RUU dari awal dengan tidak mengirimkan wakil di panja. Tetapi di ujung ikut kirim dan terakhir itu Demokrat menolak," jelas dia.

Dari sikap PKS ini, Sirojudin menilai PKS hanya ingin mendapatkan simpati dari kalangan penolak UU Ciptaker. Kehadiran PKS di Panja, menurutnya, digunakan untuk mengambil informasi dan membeberkannya kepada publik kemudian.

"PKS ingin memainkan soal RUU Ciptaker untuk mendapatkan simpati dari kalangan penolak, simpati elektoral yang diharapkan," jelas dia.

"Di akhir ikut setelah ngomong di publik. Dia kan sudah mendapat informasi dalam Panja. Apa saja yang janggal tidak disetujui dan kini seolah-olah berbicara seperti suara buruh atau pihak yang menolak," sambung dia.

"Pada aksi-aksi yang ada tidak menunjukkan PKS terbuka terhadap penolakan itu, meski kadang-kadang elitenya bersuara juga dengan suara yang berbeda. Ini beda dengan partai Demokrat yang betul-betul di akhir sampai saat ini terbuka mengkritisi UU Cipta kerja," ujarnya.

Sandiaga Uno dan Dasco Akan Langsung Menyapa Masyarakat Sumbar untuk Pemenangan NA-IC
Monday, November 09, 2020

On Monday, November 09, 2020

 

Sandiaga Salahuddin Uno (ist)

INFONUSANTARA.NET - Ketua DPD Partai Gerindra Sumatra Barat (Sumbar), Andre Rosiade menyebutkan, Kamis, 12 November 2020, dua petinggi DPP Gerindra akan turun gunung memenangkan calon Gubernur dan wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit dan Indra Catri (NA-IC). 

Keduanya adalah Ketua Harian Sufmi Dasco Ahmad dan Wakil Ketua Dewan Pembina Sandiaga Salahuddin Uno.

“Alhamdulillah, kami baru saja dapat konfirmasi dari DPP, kalau bang Sufmi Dasco dan bang Sandi akan ke Sumbar. Mereka akan langsung menyapa masyarakat Sumbar dan bertemu dengan para kader, tim pemenangan dan simpatisan untuk memenangkan NA-IC,” kata Andre Rosiade yang juga anggota DPR RI Dapil Sumbar, kemaren.

Andre menyebutkan, rencananya, seharian penuh dua kader utama Gerindra itu akan berada di Kota Padang dan sejumlah Kabupaten/Kota lainnya di Sumbar. 

Tentunya akan melakukan konsolidasi internal pemenangan NA-IC di Pilgub Sumbar. Keduanya diharapkan akan menyuntikkan moral tim pemenangan dan menambah daya dobrak pasangan calon.

“Kami juga akan mengundang seluruh calon-calon Bupati dan Wali Kota yang diusung Partai Gerindra, baik yang berkoalisi ataupun tidak. Mereka akan langsung dapat motivasi dari Bang Dasco dan Bang Sandi, agar lebih bersemangat memenangkan pertarungan 9 Desember 2020,” kata Andre yang juga anggota Dewan Pembina DPP Gerindra.

Selain acara utama di Kota Padang, Andre menyebutkan, sejumlah titik di Kabupaten/Kota juga dibidik untuk bertemu dengan Dasco dan Sandiaga Uno. 

Namun, untuk jadwal dan rute pastinya masih didiskusikan di Tim DPP dan Tim Pemenangan NA-IC di Sumbar.

Tentunya, kehadiran tokoh-tokoh nasional ini sangat berguna untuk memperkuat mental tim.

Selain Dasco dan Sandi, kata Andre, dia dan DPD Gerindra Sumbar juga akan terus memasifkan pergerakan di daerah-daerah. 

Apalagi dari data-data terakhir, pasangan NA-IC sudah unggul di banyak Kabupaten/Kota. 

“Kami juga akan turun langsung secara lebih intens lagi, untuk menjaga kemenangan calon-calon yang diusung Gerindra,” kata ketua harian DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) ini.

Disinggung tentang kedatangan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Andre Rosiade menyebutkan, tim pusat dan Sumbar sedang menyiapkan jadwal. 

“Pak Prabowo akan datang, tapi waktunya sedang dimatangkan. Pak Prabowo juga sudah menyebut itu langsung kepada pak Nasrul Abit pekan lalu. Jadi, kita tunggu saja,” pungkas anggota DPR RI Dapil Sumbar I ini.(*)



Inikah Alasan PAN dan Demokrat Tak Begitu Gembira Habib Rizieq Pulang
Monday, November 09, 2020

On Monday, November 09, 2020

 

Habib Rizieq di mobil putih(ist)

INFONUSANTARA.NET -- Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun menyinggung kenapa banyak partai yang seolah cuek menanggapi rencana ke-pulang-an Habib Rizieq ke Indonesia. Menurut dia, sejauh ini hanya Partai Keadilan Sejahtera yang firm menyatakan sikapnya yang gembira soal isu pulang Rizieq ke Tanah Air.

Sementara partai lain yang notabene berada di garis oposisi, Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN), dianggap memilih cuek dan tak terlalu happy.Terkait hal ini Refly Harun punya pandangannya sendiri.

Kata dia, ini lantaran Habib Rizieq dianggap diuntungkan pada garis perjuangan oposisi ketika dia pulang nanti. Di mana, Gerindra yang notabene dahulu cukup gencar di oposisi, sudah pergi bergabung dengan Pemerintah.

“Partai lain tidak terlihat firm dalam berkomentar soal bakal hadirnya Rizieq. Underline, hanya PKS. PAN tidak terlalu, Demokrat tidak terlalu. Kenapa? Justru Habib Rizieq datang bisa jadi saingan, sebagai arus di luar mainstream kekuasaan. Mungkin saja Rizieq diperhitungkan,” kata Refly disitat dari saluran Youtube-nya, Minggu 8 November 2020.

Sementara partai-partai yang masuk dalam lingkar koalisi dengan Pemerintah, dinilai Refly, tentu saja tak menginginkan pulang-nya Habib Rizieq. Sebab mereka senada dengan sikap Pemerintah, yakni tak menginginkan ada orang-orang yang mengkritik terus menerus.

“Kita tahu Habib Rizieq kerap lontarkan kritik pedas,” kata dia seperti lagi dilansir dari hops.id.

Pada kesempatan itu, Refly berharap semoga dengan pulangnya Habib Rizieq ke Indonesia, akan membawa angin segar.

Walaupun Menkopolhukam Mahfud MD melemparkan statemen agak keras soal rencana kepulangan Habib Rizieq ke Tanah Air.

“Its oke, yang penting pulang dulu, baru akan kita lihat sepak terjangnya. Mudah-mudahan beri nuansa baru, syukur-syukur revolusi akhlak benar terjadi,” katanya.



Pastikan Masih Solid, PBB Tantang Masyumi Baru Tarung di Pemilu 2024
Monday, November 09, 2020

On Monday, November 09, 2020

Sekjen Partai Bulan Bintang (PBB) Afriansyah Ferry Noer (kanan) menantang Partai Masyumi di Pemilu 2024 mendatang (CNN Indonesia/Safir Makki)

INFONUSANTARA.NET -- Partai Bulan Bintang (PBB) menantang Partai Masyumi bertarung di Pemilu 2024 mendatang. Sekjen PBB Afriansyah Ferry Noer tak cemas dengan keberadaan Masyumi yang didirikan kembali oleh sekelompok orang.

Diketahui, PBB merupakan partai penerus Masyumi yang berjaya masa silam. Namun, kini ada kelompok yang kembali menghidupkan kembali Partai Masyumi.

"Ketika ada yang mengaku-ngaku keturunan Masyumi, kita melihat siapa yang nanti bisa ikut pemilu di 2024 dan bisa bertarung secara sehat," kata Ferry kepada CNNIndonesia.com, Minggu (8/11).

Ferry mengatakan bahwa PBB sudah meninggalkan asas-asas yang dulu dipegang Masyumi. Oleh karena itu, dia tak mempermasalahkan jika ada kelompok yang kembali menghidupkan Masyumi.

"Kami sudah menarik diri ke tengah sebagai partai Islam moderat yang memang kami bertujuan mengayomi semua kelompok," tutur Ferry.

Diketahui, ada kader PBB dalam keanggotaan Partai Masyumi yang dibentuk, yakni M.S. Kaban. Ferry tak mempermasalahkan hal itu meski Kaban merupakan mantan Ketua Umum PBB.

Dia mengklaim PBB masih punya banyak kader berkualitas. Ferry memastikan PBB solid meskipun ada kehadiran Masyumi di perpolitikan Indonesia.

"Kami mengategorikan Pak Kaban dan kawan-kawan sudah bukan PBB lagi. Orang-orang yamg pemikirannya berseberangan dengan Ketua Umum, Pak Yusril dan PBB, ya silakan keluar dari PBB," kata Ferry.

Sebelumnya, sekelompok orang mendeklarasikan pendirian kembali Partai Masyumi. Deklarasi digelar pada Sabtu (7/11), bertepatan dengan 75 tahun pendirian Masyumi.

Salah satu nama yang tergabung dalam Masyumi baru adalah M.S. Kaban. Ia diketahui pernah menjabat Ketua Majelis Syuro PBB.

Namun dalam perjalanannya, Kaban sering kali berseberangan dengan Yusril. Ia mendukung Prabowo-Sandi di Pilpres 2019 saat Yusril masuk barisan Jokowi-Ma'ruf.

Sumber:CNN Indonesia


Kemenangan Joe Biden di Pilpres AS, AHY: Harapan Baru Tatanan Dunia Akhiri Politik Identitas
Monday, November 09, 2020

On Monday, November 09, 2020

 

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menyatakan calon presiden Amerika Serikat terpilih, Joe Biden adalah harapan baru bagi dunia untuk menghentikan praktik politik identitas (CNN Indonesia/Hesti Rika)

INFONUSANTARA.NET -- Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menilai bahwa kemenangan Joe Biden atas dalam Pilpres Amerika Serikat membawa harapan baru bagi tatanan dunia.

Menurut AHY, sapaan akrabnya, Biden adalah harapan untuk mempersatukan keberagamaan dan mengakhiri praktik politik identitas.

"Kemenangan Biden memberikan harapan bagi tatanan dunia baru yang mempersatukan keberagaman dan mengakhiri politik identitas yang membelah umat manusia," kata AHY lewat akun twitter pribadinya, Minggu (8/11).

AHY turut mengucapkan selamat kepada Amerika Serikat yang akan memiliki Presiden baru lewat kemenangan Biden yang merupakan kader Partai Demokrat.

AHY mengaku selalu mengikuti proses penghitungan suara. Menurut dia, proses penghitungan tersebut berjalan seru dan cukup menegangkan karena saling mengejar, baik dalam popular votes maupun electoral votes di seluruh negara bagian.

AHY selain itu juga mengapresiasi semangat warga AS yang bertisipasi dalam pesta demokrasi di tengah lonjakan kasus pandemi Covid-19.

"Penyelenggaraan Pemilu AS cukup baik dan bisa akomodir preferensi pemilih dalam berikan suaranya, baik melalui mail-in voting atau in-person voting," katanya.

AHY menilai Pemilu AS memberi semangat bagi masyarakat Indonesia untuk menggelar pesta demokrasi yang baik. Terlebih, pada Desember Indonesia juga akan menggelar pilkada serentak di 270 daerah.

Ia lalu berharap hubungan bilateral antara Indonesia-AS bisa terus meningkat, terutama dalam mengatasi krisis akibat pandemi Covid-19. Termasuk beberapa isu lain seperti HAM, keadilan, demokrasi, agama, perubahan iklim, dan pertahanan.

"Sekali lagi, saya mengucapkan selamat dan sukses atas terpilihnya Joe Biden dan Kamala Harris sebagai Presiden dan Wakil Presiden AS periode 2020-202," kata AHY, dilansir dari CNN Indonesia.

"Semoga kebangkitan Partai Demokrat AS menambah semangat baru bagi kebangkitan Partai Demokrat di Indonesia pada masa kini dan mendatang," tambahnya.


PDIP Tak Cemas Masyumi Jadi Oposisi Baru Pemerintah
Monday, November 09, 2020

On Monday, November 09, 2020

 

Politikus PDIP Masinton Pasaribu tak cemas jika barisan oposisi menyatu di Partai Masyumi yang baru dibentuk (CNN Indonesia/Hesti Rika)

INFONUSANTARA.NET -- Politikus PDIP Masinton Pasaribu tak mempermasalahkan Partai Masyumi dibentuk kembali dan menjadi kelompok oposisi baru terhadap pemerintah. Menurutnya, pihak yang berseberangan lumrah ada dalam alam demokrasi.

Selain itu, setiap orang juga berhak berkumpul dan berserikat seperti diatur dalam UUD 1945.

"Bahwa secara politik ada yang berseberangan, tidak masalah. Justru itu dinamika berdemokrasi," kata Masinton saat dihubungi CNNIndonesia.com, Minggu (8/11).

Ia juga tak merasa kehadiran Masyumi akan mengganggu kiprah Partai Banteng. Sebab kedua partai punya ceruk pemilih yang berbeda.

"Masing-masing partai politik punya segmen pemilih masing-masing. PDIP lebih ke pemilih nasionalis, kalau Masyumi dilihat dari deklarasinya cenderung religius," ujar Masinton.

Dia lalu mengingatkan bahwa pendirian partai politik tidak mudah. Terlebih jika ingin menjadi peserta pemilu.

Partai harus melewati serangkaian verifikasi sebelum resmi berdiri. Lalu setiap menjelang pemilu, partai juga harus lolos verifikasi yang dilakukan KPU untuk bisa berkontestasi memperebutkan suara.

"Kalau dia mau sebagai organisasi politik, dia ikut pemilu ya dia harus mekanisme uu, tahapan verifikasi sebagai parpol, sebagai peserta pemilu, sebagai alat politik. Berproses dan diuji oleh waktu," kata Masinton.

Sebelumnya, sejumlah aktivis mendeklarasikan pendirian Partai Masyumi. Pendirian kembali partai Islam itu dideklarasikan pada Sabtu (7/11), tepat 75 tahun kelahiran Masyumi.

Sejumlah tokoh disebut akan bergabung. Beberapa di antaranya merupakan aktivis yang kerap kali berseberangan dengan koalisi pemerintah, seperti Abdullah Hehamahua dan M.S. Kaban. Masyumi juga hendak menjak Rizieq Shihab, Amien Rais, dan Abdul Somad bergabung.

Namun, Persaudaraan Alumni 212 menyatakan Rizieq Shihab dipastikan menolak bergabung. Ketua PA 212 Slamet Maarif menyatakan Rizieq tidak pernah memiliki ikitikad untuk aktif di partai politik.

Sumber: CNN Indonesia


Ancaman PAW! Sampai Berakhirnya Pilkada Serentak Partai Demokrat Larang Anggota Fraksi ke Luar Sumbar
Sunday, November 08, 2020

On Sunday, November 08, 2020

 

Foto Rakorda. Pilkada, Partai Demokrat Larang Anggota Fraksi ke Luar Sumbar Hingga Ancaman PAW.

INFONUSANTARA.NET -- Ketua DPD Partai Demokrat Mulyadi dalam Rakorda DPD Partai Demokrat Provinsi Sumatera Barat melarang anggota Fraksi Partai Demokrat di DPRD untuk melakukan kunjungan kerja ke luar Sumatera Barat sampai berakhirnya pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 9 Desember 2020. 

"Rakorda yang dihadiri pengurus DPP ini untuk memastikan mesin partai bergerak, semua anggota fraksi kita bekerja dan mereka tidak ada lagi meninggalkan Sumatera Barat," ungkap Mulyadi usai Rakorda Partai Demokrat Sumbar di Padang, Sabtu 7 November 2020. 

Dikatakan Mulyadi, Pilkada serentak 9 Desember 2020, bukan hanya sekedar memenangkan pemilihan gubernur, pemilihan bupati dan wali kota, tapi sekaligus melihat sejauh mana bekerjanya mesin partai.

Sejauhmana bekerjanya fraksi Partai Demokrat, sehingga ini akan dijadikan evaluasi di masa yang akan datang. Jadi nanti, setelah pilkada kami akan lakukan evaluasi kepada seluruh anggota DPRD yang berada di masing-masing dapilnya.

'Kami ingin melihat sejauh mana kontribusi dan investasi yang mereka berikan dalam Pilkada serentak ini," pungkas calon Gubernur Sumatera Barat dari Partai Demokrat tersebut.

Mulyadi menegaskan, kontribusi dan investasi anggota fraksi Partai Demokrat tersebut akan menentukan evaluasi di masa yang akan datang. Pasalnya, Pilkada Gubernur Sumatera Barat adalah Pilkada yang paling bergengsi dari Pilkada Gubernur sembilan provinsi pada Pilkada serentak 2020.

"Dari segi pemilih sekitar 3,7 juta, paling besar dari daerah lain, sekaligus Sumatera Barat barometer perpolitikan nasional. Apa saja yang terjadi di Sumatera Barat, biasanya akan menjadi berita di tingkat nasional, maka saat ini kami ingin memastikan DPC dan anggota fraksi betul-betul punya konsentrasi penuh," cakap mantan anggota DPR RI tiga periode ini.

Selain pemilihan Gubernur, ujar Mulyadi, ada 13 kabupaten/kota yang melakukan Pilkada di Sumatera Barat. Untuk itu, semua kader, anggota DPRD dan DPC harus bekerjasama dan kompak, jangan sampai terjadi gesekan antara mereka. 

"DPP tentu akan mengambil tindakan tegas, jika ada anggota kita yang tidak loyal kepada partai. Saya telah mengeluarkan surat pergantian antar waktu kepada beberapa anggota DPRD yang diketahui dengan bukti, bahwa yang bersangkutan mendukung calon kepala daerah yang tidak diusung Partai Demokrat, maka mereka langsung diberhentikan sebagai anggota Partai Demokrat. Dan jika dia anggota DPRD, langsung dilakukan pergantian antar waktu," tukuknya.

Sebab, kata Mulyadi, hal itu sudah diatur dalam mekanisme partai yang pasti akan dilakukan oleh DPP. Makanya, dalam Rakorda tersebut, DPP hadir untuk memberikan arahan dan memberitahu tindakan yang akan diambil DPP.

"Apakah mereka telah bekerja maksimal di daerah masing-masing, itu akan kita lihat pada 9 Desember 2020," tutur Mulyadi yang berpasangan dengan Ali Mukni pada Pilkada serentak 2020 Sumbar.

Sementara itu, Ketua BPOKK DPP Partai Demokrat Herman Khoeron mengatakan, calon yang diusung dalam Pilkada sudah diputuskan oleh majelis tinggi partai. Untuk itu, harus dipedomani oleh seluruh kader, apalagi struktur pengurus partai dan anggota fraksi.

"Kalau sanksi kan ada tahapannya. Kita bisa berikan teguran, peringatan pertama, peringatan kedua, bahkan kita bisa melakukan PAW. Jadi siapa pun kader, ayo satukan hati kita, harus solid, harus bersatu padu untuk memenangkan calon yang kita usung dan dukung di Pilkada ini," cakapnya.(by)


Harus Ada Tokoh Sentral,Musni Umar: Kalau Bersedia KH.Abdul Somad Menjadi Ketum Masyumi Baru
Saturday, November 07, 2020

On Saturday, November 07, 2020

KH. Abdul Somad

INFONUSANTARA.NET -- Partai Masyumi kembali aktif setelah deklarasi resmi pada Sabtu (7/11/2020). Acara deklarasi partai bertepatan dengan Hari Ulang Tahun ke-75 Partai Masyumi.

Rektor Universitas Ibnu Chaldun, Musni Umar berharap Partai Masyumi reborn bisa memunculkan figur sentral agar bisa menarik simpati umat Islam.

“Kita sangat berharap Partai Masyumi baru ini memunculkan tokoh sentral, misalnya kalau bersedia KH Abdul Somad. Itu hebat, kalau beliau bersedia menjadi ketua umum Masyumi reborn,” kata Musni dikutip dari akun YouTube miliknya, Sabtu (7/11/2020).

Pakar sosiologi itu menilai sangat sulit sebuah partai, apalagi partai baru menarik dukungan jika tak ada figur sentralnya.

Dia memberikan contoh dua partai yang sempat berjaya berkat figur sentral yang ada. Misalnya Partai Hanura saat masih dipimpin Wiranto dan Partai Bintang Reformasi saat masiha da Zainuddin MZ.

Persoalan kedua yang juga harus diperhatikan Partai Masyumi adalah dana. Musni bilang, sangat sulit menjalankan program partai tanpa sokongan keungan yang memadai.

“Yang kedua tidak hanya figur sentral, tapi juga dana. Untuk kampanye butuh dana, tidak bisa sukses pencalonanya kalau tidak ada dana,” jelasnya.

Sebagai saran, Musni meminta Partai Masyumi dan Partai Ummat yang sudah dideklarasikan oleh Amien Rais bisa menyatu di Pemilu.

“Saya berharap partai ini bersinergi dengan Partai Ummat dalam Pemilu 2024, sehingga tampil dalam pemilu satu partai. Diharapkan dapat dukungan suara dan lolos dalam Ambang batas di DPR RI,” ungkapnya

Sebelumnya, Sekretaris Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Partai Islam Ideologis (BPU-PPII) Taufik Hidayat, mengatakan, kebangkitan Masyumi ini didasari dengan kerinduan akan partai islam ideologi seperti Partai Masyumi masa lalu.

Adapun calon-calon Majelis Syuro di antaranya; mantan Penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua, mantan Menteri Kehutanan Malam Sambat Kaban, Wasekjen MUI Tengku Zulkarnain, Budayawan Ridwan Saidi, hingga Kiai Abdul Rosyid Syafei.

Sumber:Fajar.co.id


Masyumi Deklarasi! Partai Politik Islam Indonesia Sejarah 1945 Ini Resmi Aktif Kembali
Saturday, November 07, 2020

On Saturday, November 07, 2020

Mohammad Natsir (berkacamata dan memakai peci) Ketua Umum Masyumi, sedang menanti giliran untuk menukar surat suara, 29 September 1955. (Sumber: ANRI)

"Deklarasi partai yang didirikan pada 1945 ini dilakukan di Gedung Dewan Dakwah, Jakarta Pusat, Sabtu (7/11). Pembacaan deklarasi dipimpin oleh Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Partai Islam Ideologis (BPU-PPII), A. Cholil Ridwan.

INFONUSANTARA.NET -- Sejumlah petinggi Komite Aksi Menyelamatkan Indonesia(KAMI)mendeklarasikan kembali berdirinya Partai Masyumi hari ini, bertepatan dengan 75 tahun peringatan berdirinya partai tersebut.

Meski cukup mengejutkan karena wacana ini tak lagi terdengar dalam sepuluh tahun terakhir, upaya untuk menghidupkan kembali Masyumi sebenarnya sudah berkali-kali dilakukan oleh mereka yang mengklaim sebagai pewarisnya.

Partai Masyumi kembali aktif setelah deklarasi resmi pada Sabtu (7/11) yang bertepatan dengan Hari Ulang Tahun ke-75 Partai Masyumi.

Deklarasi partai yang didirikan pada 1945 ini dilakukan di Gedung Dewan Dakwah, Jakarta Pusat, Sabtu (7/11). Pembacaan deklarasi dipimpin oleh Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Partai Islam Ideologis (BPU-PPII), A. Cholil Ridwan.

"Kami yang bertanda tangan di bawah ini, mendeklarasikan kembali aktifnya Partai Politik Islam Indonesia yang dinamakan 'Masyumi'," kata Cholil dalam deklarasi yang disiarkan secara virtual, Sabtu (7/11).

Dalam deklarasi tersebut, Partai Masyumi berjanji akan berjihad demi terlaksananya ajaran dan hukum Islam di Indonesia melalui Masyumi.

Usai membacakan ikrar, para peserta deklarasi langsung memekikkan takbir,AllahuAkbar!

Deklarasi ini rencananya juga akan mengumumkan calon Majelis Syuro Partai Masyumi.

Adapun calon-calon Majelis Syuro di antaranya; mantan Penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua, mantan Menteri Kehutanan Malam Sambat Kaban, Wasekjen MUI Tengku Zulkarnain, Budayawan Ridwan Saidi, hingga Kiai Abdul Rosyid Syafei.

Sebelumnya, Sekretaris Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Partai Islam Ideologis (BPU-PPII) Taufik Hidayat, mengatakan, kebangkitan Masyumi ini didasari dengan kerinduan akan partai islam ideologi seperti Partai Masyumi masa lalu.

Ia mengatakan, pihak-pihak di belakang Masyumi kali ini merasakan sudah sedikit sekali partai politik yang ideologis baik kebijakannya maupun integritas para politisinya.

"Kerinduan tersebut muncul karena mayoritas para politisi Masyumi adalah orang orang yang kuat pembelaannya terhadap syariat Islam, dan mampu menunjukkan solusi terbaik bagi bangsa Indonesia melalui ajaran Islam yang rahmatan lil 'alamin," kata Taufik, seperti dikutip dari situs resmi Masyumi.

Perjalanan Masyumi sebagai organisasi terbesar di seluruh Indonesia

Bemdera Lambang Partai Masyumi

Persis seperti apa yang pernah dikatakan Mohammad Natsir pada sebuah pidatonya pada 17 Desember 1952: "Masyumi sebagai organisasi terbesar di seluruh Indonesia adalah mempunyai semangat jihad, dan masing-masing dari kami dapat didiamkan dengan bermacam cara. tapi ribuan orang akan menggantikannya..."

Natsir sendiri merupakan salah satu tokoh yang membidani lahirnya Masyumi.

Gagasan untuk mendirikan partai politik itu muncul setelah serangkaian diskusi panjang mengenai masa depan politik Islam setelah Indonesia merdeka 1945.

Sebelumnya, Masyumi - akronim dari Majelis Syuro Muslimin Indonesia, adalah organisasi masyarakat yang dibentuk Jepang pada 1943 untuk meredam potensi pemberontakan yang mungkin dikerahkan kelompok Islam.

Anggotanya adalah perkumpulan-perkumpulan Islam yang mendapat status legal dari pemerintah serta para kiai dan ulama yang mendapat rekomendasi dari Shumubu (Biro Urusan Agama).

Keputusan untuk memakai Masyumi sebagai nama partai diambil dalam Kongres Umat Islam pada 7-8 November di Gedung Madrasah Mu'alimin Yogyakarta.

Pada kongres itu pula, Sukiman Wirjdosandjojo terpilih sebagai ketua Pengurus Besar dan KH Hasyim Asy'ari sebagai ketua Majelis Syuro.

Dalam Anggaran Dasarnya, disebutkan bahwa Masyumi memiliki tujuan: terlaksananya ajaran dan hukum Islam dalam kehidupan orang-seorang masyarakat, dan negara Republik Indonesia, menuju keridaan Ilahi.

Selain organisasi yang telah berafiliasi sejak jaman penjajahan jepang, anggota Masyumi juga terdiri dari berbagai ormas Islam dan perorangan yang kemudian ikut bergabung.

Dualisme keanggotaan diperbolehkan dengan pertimbangan memperbanyak anggota.

"Agar Masyumi dapat dilihat sebagai wakil umat Islam tanpa ada yang merasa terwakili," tulis Deliar Noer dalam Partai Islam di Pentas Nasional.

Meki demikian, sistem keanggotaan tersebut ternyata membuat Masyumi lapuk karena tak henti mengalami pertentangan internal, terutama antara kelompok sosialis-religius yang dipimpin Mohammad Natsir, Sjafruddin Prawiranegara dan Mohammad Roem dengan kelompok konservatif dan golongan tua yang dipimpin Sukiman dan Jusuf Wibisono.

Kelak pertentangan-pertentangan tersebut juga membuat Mayumi terlihat bersikap mendua: menjadi partai oposisi tapi membiarkan anggotanya, atas nama perorangan, masuk dalam kabinet Sjahrir.

Tapi bukan karena masuknya para anggota mereka ke kabinet yang memunculkan perpecahan, melainkan sikap oposisi partai itu sendiri.

Beberapa mantan pemimpin Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) yang kurang mendapat tempat di Masyumi memilih keluar, menghidupkan kembali PSSI dan bergabung Kabinet Amir Sjarifudin pada 1947.

Pada Desember 1949, dalam muktamar di Yogyakarta, Natsir terpilih sebagai ketua umum partai.

Kemenangan ini tak lepas dari peran faksi kelompok sosial-religius dalam perundingan-perundingan menuju pengakuan kedaulatan oleh Belanda.

Sukiman Wirjosandjojo, dengan alasannya sebagai figur sentral diangkat menjadi Ketua Kehormatan.

Belakangan, posisi tersebut dihapuskan karena yang memunculkan dualisme kepemimpinan. Sejak saat itu, ia jadi wakil dan berada di bawah Natsir.

Pada dasarnya Sukiman sendiri lebih disukai NU karena dianggap moderat dan luwes. namun dalam posisi tersebut, ia dianggap kurang berpengaruh dan banyak pengikutnya kehilangan kedudukan.

Tak pelak NU merasa kian tersisihkan. Apalagi fungsi Majelis Syuro, yang berisi para kiai atau ulama, juga dipreteli dan menjadi hanya sebagai dewan konsultatif yang tak mempengaruhi kebijakan partai.

Hal ini membuat Masyumi bawah kepemimpinan Natsir makin terpecah meski mereka memimpin kabinet dalam kurun waktu 1950-1956 (Natsir, Sukiman, Harahap) dan menjadi pemimpin bersama PNI dalam kabinet Wilopo.

1952 menjadi titik akhir keanggotaan NU di Masyumi. Pencopotan NU dari jabatan Menteri Agama serta kritik terhadap KH Wahid Hasyim yang dinilai telah salah mengatur program haji, memperuncing konflik di tubuh Masyumi dan membuat NU memutuskan keluar dari partai.

Saat itu, Masyumi sebenarnya berada di posisi genting lantaran terus dianggap terlibat dengan Darul Islam Indonesia (DII) yang dideklarasikan SM Kartosuwiryo pada 1947.

Masyumi kemudian terjerembab setelah para petingginya terutama Natsir, Burhanuddin Harahap dan Sjafruddin Prawiranegara terlibat dalam Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) yang dianggap sebagai gerakan separatis.

Bersamaan dengan itu organisasi Islam besar juga menarik diri dari Masyumi di antaranya Muhammadiyah dan Persatuan Islam.

Pada 17 Agustus 1960 Soekarno resmi membubarkan Masyumi lewat Kepres 200/1960 dan memenjarakan kader yang terlibat PRRI.

Abdullah Hehamahua, mantan penasihat KPK sekaligus petinggi KAMI yang pernah terlibat aktif dengan Dewan Dakwah dan dekat dengan tokoh Masyumi, mengatakan upaya menghidupkan kembali partai usai para petingginya bebas pada 1965 ditolak oleh Soeharto.

Orde Baru menghendaki wadah baru bernama Partai Muslimin Indonesia yang kemudian berfusi dengan tiga partai Islam lainnya yakni Nahdlatul Ulama (NU), Pergerakan Tarbiah Islam (Perti), dan Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) menjadi PPP.

"Pemerintah Orde Baru waktu itu melalui Ali Moertopo mengkudeta Parmusi. Sehingga akhirnya kemudian Parmusi pun berada dalam kendali penguasa," jelasnya.

Setelah Soeharto lengser, kemudian Dewan Dakwah sebagai kelanjutan dari Masyumi melakukan musyawarah besar seluruh Indonesia di Jakarta pada 1998.

Salah satu keputusannya adalah mengamanatkan Dewan Dakwah untuk melaksanakan Kongres Umat Islam Indonesia. Salah satu tujuannya adalah untuk merehabilitasi dan mendirikan partai Masyumi.

Dari proses tersebut lahirlah Partai Politik Islam Indonesia Masyumi yang akhirnya mengikuti Pemilu 1999.

Namun raihan suara yang diperoleh jauh dari harapan dan mereka dengan segera menjadi partai gurem yang tak bisa ikut dalam kontestasi Pemilu 2004.

Cita-cita untuk menjadikan ajaran dan hukum Islam sebagai dasar negara yang sebelumnya diperjuangkan Masyumi dan kandas di Konstituante pun terus terkubur hingga sekarang.

Sumber:CNN Indonesia