PILIHAN REDAKSI

Polres Dharmasraya Tetapkan 8 orang Sebagai Tersangka Pengrusakan Kantor dan Perumahan PT.TKA

  INFONUSANTARA.NET ,Dharmasraya -- Polres Dharmasraya menetapkan status tersangka terhadap 8 orang terkait pengrusakan perumahan PT. TKA.  ...

Budaya

Opini

Mentawai

Padang Panjang

Peristiwa

Pariwara

Sijunjung

Pariwisata

Maidestal : Harapkan Festival Siti Nurbaya Dikembalikan Ketampuknya di Kaki "Gunung Padang, Siti Nurbaya''.
Minggu, Oktober 08, 2017

On Minggu, Oktober 08, 2017


Anggota DPRD Kota Padang H.Maidestal Hari Mahesa Diskusi Bersama Kelompok Sadar Wisata Siti Nurbaya di Kelurahan Batang Arau Kecamatan Padang Selatan Kota Padang.
INFONUSANTARA.(Padang)- Warga kelurahan Batang Arau, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) saat ini telah membentuk Kelompok Sadar Wisata yang bernama Pokdarwis Siti Nurbaya

Kelompok sadar wisata ini di bentuk oleh warga gunannya untuk menggembangkan aspek wisata yang ada di daerah mereka, khususnya wisata Gunung Padang yang sudah dikenal baik nasional maupun luar negeri, dengan ceritanya Siti Nurbaya yang juga menjadi salah satu icon wisata di Kota Padang Sumatera Barat. 

Anggota DPRD Padang Maidestal Hari Mahesa mengatakan, ketika sudah terbentuk kelompok sadar wisata di Kelurahan Batang Arau yang namanya Pokdarwis Siti Nurbaya ini, diharapkan pemerintah memberikan memperhatikan penuh , karena mereka ujung tombak untuk memajukan dan mensosialisasikan pariwisata itu sendiri.

"Pemeritanah harus bisa mem back up kelompok ini, bagaimana agar objek wisata ini bisa mereka turut mengelola , mensosialisasi kan program dari dinas pariwisata itu sendiri .Dengan adanya kerjasama dengan pemerintah tentunya masyarakat akan penduli pada wisata yang ada didaerah mereka , pemerintah akan sedikit terbantu dan perekonomian warga setempat juga bisa meningkat, " kata Hesa 

"Gunung Padang Siti Nurbaya adalah salah satu objek wisata yang sudah dikenal dunia,  disitu lah peluangnya bagaimana kawasan ini ramai dikunjungi wisatawan, " katanya, Minggu (8/10)

Namun ia menilai konsentrasi pemerintah masih terpecah, seperti sarana wisata di di bagian barat sudah berkembang tapi dibagian selatan tepatnya kawasan wisata Siti Nurbaya ini masih kurang sarana prasarananya.

Kita akui perhatian pemerintah provinsi dan kota sudah ada, seperti saat ini sedang ada  pengerjaan Tekline di Gunung Padang " Padang Kota Tercinta'', katanya akhir tahun ini siap.

Namun kita minta pemberdayaan masyarakatnya, bagaimana gerakkan Pokdarwis ini bisa diberdayakan pemerintah .Berikan mereka pelatihan - pelatihan, sehingga mereka bisa juga hidup dari sana. Seperti bagaimana membuat cindera mata maupun UKM - UKM masyarakat setempat  bisa diberdayakan.

Kemudian pertanyaan saya , setelah ke lokasi Gunung Padang "Makam Siti Nurbaya ", kenapa Dinas Pariwisata Kota Padang tidak memusatkan Event/ Festival Siti Nurbaya di "Tampuak" nya ?. Di Kelurahan Batang Arau di kaki "Gunung Padang, Siti Nurbaya" itu sendiri ? 

Kenapa berpusat kegiatannya di Muaro Lasak dan Pantai Padang ?.Padahal Nama yang "dijual" dalam Event ini adalah "Festival Siti Nurbaya".

Menurutnya, jika Event di "tempatnya" tentunya dampaknya bagi masyarakat setempat di kawasan  Siti Nurbaya ini juga bisa membantu perekenomian masyarakat lingkungan dan tentunya juga akan terbenahi kampung ini termasuk kesadaran masyarakat kampung ini, apalagi sudah terbentuk Kelompok Sadar Wisata ( PokDarwis) Siti Nurbaya ini.

"Ia juga meminta semoga tahun depan Pemko melalui Dinas Pariwisata dapat mengadakan dan memusatkan Festival Siti Nurbaya  di Lokasi di kaki bukit Gunung Padang "Siti Nurbaya" Kelurahan Batang Arau ini, karena disinilah tempatnya, " ungkap politisi PPP ini.(Im7)

Wagub Nasrul Abit: Apresiasi Karya Sineas Muda Sumbar Semoga Bisa ke Kancah Nasional.
Jumat, September 29, 2017

On Jumat, September 29, 2017


Sambutan Wagub Sumbar Nasrul Abit Dalam Acara Malam Penganugerahan Sumbar Film Festival 2017.
INFONUSANTARA (Sumbar) - Kita berharap, kegiatan yang bersifat positif ini, dapat diambil suatu hikmah untuk kedamaian, terutama para generasi muda yang lebih energik dalan berinovasi.

Karena tanpa dorongan dan sokongan yang kuat dari pemerintah, sudah tentu bakat -bakat yang mereka simpan menjadi kurang greget dan kurang maksimal.

Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit, pada acara malam penganugerahan Sumbar Festival Film 2017, yang digelar Dinas Pariwisata Sumbar disalah satu hotel Kota Padang, Kamis(28/9)

Pada kesempatan itu Nasrul Abit juga meminta kepada Dinas Pariwisata agar terus memberi motivasi dan mengapresiasi karya berkualitas dari bakat - bakat yang ada pada sineas - sineas muda Sumatera Barat.

"Mudah mudahan, ini langkah awal bagi Sumatera Barat dalam mendorong dan menyalurkan karya sineas muda berkualitas kekancah nasional, "harapnya.

Berikut pemenang film Dokudrama:
1. Wisata Musiduga karya Elfit. Dengan memperoleh hadiah Rp.15 juta.
2. Kota  Kecil Sejuta Cerita karya Abdi Riki dengan hadiah Rp.10 juta.
3. Sakilek Perak karya Satria Arganggi hadiah Rp.5 juta

Untuk juara favorit dengan judul Triarga karya Wahyudi Maswar hadiah Rp.2 juta

Dan pemenang film Animasi ;
1. Ibrahim Vlog hadiah Rp.8 juta
2. Potret Pariwisata Sumatera Barat hadiah Rp.5 juta
3. Surga di Ranah Minang hadiah Rp.3 juta

Pemenang Dokudrama Tingkat Pelajar
1. Takana Baliak karya SMA 4 Padang
2. Pesona Minang Nan Elok Baso karya SMA 10 Padang
3. Singkek Carito karya Debi Asriadi.
Sementara pemenang Favorit dengan judul Ba'ombai karya Dinda Okzadera.(Im7*)

Sumbar Film Festival 2017, "Mempromosikan Pariwisata Halal di Provinsi Sumatera Barat"
Jumat, September 29, 2017

On Jumat, September 29, 2017

Sambutan Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Oni Yulfian Dalam Acara Malam Penganugerahan Sumbar Film Festival 2017.
INFONUSANTARA (Sumbar) - Malam Penganugerahan Sumbar Festival Film 2017 yang tengah berlangsung, diawali kata sambutan dan laporan kegiatan dari Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Oni Yulfian.

Dalam penyampaiannya Oni Yulfian, mengatakan bahwa tujuan digelar kegiatan ini, dalam rangka untuk menggali potensi sineas sineas muda yang ada di Sumatera Barat, terutama dalam hal mengembangkan ekonomi kreatif untuk mempromosikan Pariwisata Halal di Provinsi Sumatera Barat.

Pariwisata Halal ini tidak saja diperuntukkan bagi wisatawan muslim, tetapi bagi seluruh wisatawan, wisata syariah yang merujuk pada gaya hidup untuk memberikan kenyamanan kepada traveler agar dapat menikmati pelayanan wisata halal, seperti  kemudahan menjalankan ibadah, hotel dengan fasilitas halal, cenderamata halal, serta makanan yang halal untuk dikonsumsi.

Sementara untuk malam penganugerahan Sumbar Film Festival ini, pihak panitia akan memilih 3 pemenang yakni 1 favorit untuk kategori film dokudrama tingkat umum/ mahasiswa, 3 pemenang. Dan 1 favorit kategori Dokudrama tingkat siswa serta 3 pemenang film animasi.

Untuk juri film Dokudrama diambil dari kalangan akademisi yang profesional, seperti Akademisi dari IKJ, ISI Padang Panjang, TVRI Sumbar.

Sedangkan pada Film Animasi, juga diambil dari AINAKI Jakarta, UNPN Padang dan ketua AINAKI Sumbar.

"Kami menyadari, kegiatan ini tidak akan dapat dirasakan manfaatnya apabila tidak adanya dukungan dari semua pihak, "sebut Kadis Pariwisata Sumbar.

"Mudah mudahan SF2 dapat menjadi wadah untuk sineas muda dalam berkarya dan menghasilkan karya yang berkualitas, sehingga dapat bersaing ditingkat nasional," "harapannya.(Im7*)

Dinas Pariwisata Sumbar Selenggarakan Malam Penganugerahan "Sumbar Film Festival 2017"
Jumat, September 29, 2017

On Jumat, September 29, 2017

Malam Penganugerahan SF2" Sumbar Film Festival 2017"
INFONUSANTARA (Sumbar) - Untuk merangsang dan meningkatkan pengembangan ekonomi kreatif, serta menunjang  dan mempromosikan Pariwisata Halal di Provinsi Sumatera Barat, malam ini,Kamis (28/9), Dinas Pariwisata Sumbar menyelenggarakan kegiatan malam penganugerahan SF2 "Sumbar Film Festival 2017".

Sebelumnya kegiatan yang berlangsung disalah satu hotel di Kota Padang, diawali dengan pemutaran cuplikan film festival dan cuplikan film animasi.

Adapun bentuk dari festival ini terdiri dari pembuatan film dokumenter, festival film tingkat umum/ mahasiswa, tingkat siswa dan film animasi se Sumatera Barat.

Ini disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumatrra Barat Ir. Oni Yulfian, M.BTM melalui Kabid Pengembangan Ekonomi Kreatif Derliati didampingi Irwan disela sela kegiatan yang sedang berlangsung, beberapa menit lalu.

Menurut Derliati acara akan dibuka langsung Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit didampingi Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Oni Yulisman.

Hadir dalam kesempatan tersebut, Ketua DPED Sumbar, Kepala OPD serta ratusan perwakilan mahasiswa yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa yang mewakili 14 fakuktas yang ada di Kota Padang.

Hingga berita ini tayang, penyelenggaraan malam anugerah Sumbar Film Festival 2017, sedang berlangsung.(Im7*)

Wahyu:  Kontes Burung Berkicau Dikemas Dengan Baik Bisa Menarik Wisatawan ke Kota Padang
Senin, Maret 13, 2017

On Senin, Maret 13, 2017



Infonusantara.PADANG - Kontes burung berkicau saat ini makin marak diminati masyarakat Indonesia dengan makin banyaknya komunitas - komunitas pencinta burung berkicau. Begitu juga halnya di Berok Belanti, Gunung Pangilun Kecamatan Nanggalo, Kota Padang, Sumbar.

Puluhan peserta kontes burung berkicau di arena tanding kicau burung, Berok Belanti, Minggu (12/3) kemarin terlihat semarak, juga dihadiri oleh Wakil Ketua DPRD Padang Wahyu Iramana Putra, sekaligus dalam kesempatan itu dipercayakan sebagai penggantungan satu sangkar burung menandai kontes resmi dimulai hari itu.

Beragam jenis burung peliharaan diikutkan dalam kontes itu mulai dari Murai Batu, Kacer, Kenari, Pleci, Paca Warna dan Lovebird, bahkan ada tingkatan kelas pada saat pegelaran kontes butung berkicau tersebut.

Seru dan meriah itu yang terlihat di arena tanding kicau burung, dengan kicauan ratusan burung serta aksi para pemiliknya yang berupaya memancing burung kesayangannya untuk terus berkicau dengan suara lantang. Tidak itu saja kontes yang hanya dilakukan satu hari itu selain memperebutkan hadiah dan tropy, kontestan juga mendapat doorprize dari Wahyu Iramana Putra.

"Menurut Wahyu Iramana Putra, ini merupakan salah satu potensi besar untuk menggaet wisatawan datang ke Padang, karena kontes burung berkicau ini sudah menjadi ajang nasional. Tidak hanya di Kota Padang saja, Sumatera sekian banyak komunitas burung berkicau, apalagi di Indonesia, " ujarnya.

Tentu dengan menggelar kontes kicau burung yang diiringkan untuk kepariwisataan dirinya sangat yakin, ini bisa jadi aset jika dikemas dengan baik dan rapi. Saya melihat potensi disini sangat besar untuk menarik wisatawan ke Padang.

Ia juga akan membicarakan hal ini bersama Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah dalam mengemas kontes kicau burung untuk promosi daerah wisata di Kota Padang yang nantinya juga melibatkan Dinas Periwisata Padang. Tidak hanya itu saja mamun juga dapat berdampak positif bagi perekonomi masyarakat.

Lebihlanjut katanya, ini bisa saja terjadi dan tidak heran lagi, jika sebagian burung tersebut banyak diminati para pencinta unggas yang harga jualnya bisa mencapai ratusan juta rupiah, pehobis itu tidak hanya di Padang ada juga di berbagai daerah lainnya. Sebab, ini dapat memancing animo masyarakat untuk hadir pada kontes, apalagi kalau skalanya nasional. Ini merupakan wadah silaturahmi dan mempromosikan pariwisata di Padang, ketika kemasannya bagus." ungkap Wahyu.

Sony salah seorang Juri mengatakan, pada dasarnya, telah ada standar penilaian dalam lomba burung berkicau, yang digunakan secara sama oleh juri-juri, baik di asosiasi Persatian Burung Indonesia(PBI) atau asosiasi lain yang ada banyak di Indonesia. Penilaian itu dilihat dari irama atau lagu, fisik, gaya, suara atau volume kicauan. Jika suaranya semakin keras maka tinggi nilainya. 

Gaya juga mempengaruhi, dan lomba atau kontes ini tidak ada babak penyisihan, maka nilai diberikan seperti halnya pada babak final yakni 38, 24 dan 23. Kemudian kontrolan, juri biasanya mutar sebanyak 3 kali. Pertama untuk mengontrol burung bunyi apa tidak (sembari menancapkan bendera2 kecil). Mutar kedua, untuk memberi nilai awal. Dalam memberi nilai ini, untuk babak final ataupun babak yang tidak melalui tahap penyisihan, juri akan memberi nilai umum 37 atau 37,5 untuk semua burung yang bunyi, bagaimanapun bunyinya. Sedangkan untuk burung yang sudah terlihat bagus dalam hal irama, maka juri akan memberi nilai maksimal 38.

Sementara Rohom salah seorang pecinta burung berkicau mengatakan, cukup  banyak burang yang dimilikinya mulai dari Murai Batu, Kacer, Kenari dan Label. Bahkan di tempatnya ada tempat penangkaran atau pembibitan (taranak) Murai Batu ekor putih.Kontes kicau burung di Berok Belanti itu kata Rohom (59) tiap minggu digelar. Saat ini memang tidak terlalu ramai, karena bersamaan dengan beberapa daerah lain menggelar kontes. Seperti Dharmasraya, Pesisir Selatan dan lainnya. Ia juga berharap di lokasinya menjadi tempat pertandingan atau kontes kicau burung. Seperti apa yang dikatakan oleh Bapak Wahyu Iramana Putra menjabat Wakil Ketua DPRD Padang. (im7)






LPC Padang Tak Aman Lagi
Rabu, Februari 01, 2017

On Rabu, Februari 01, 2017

N3, Padang ~ Peruntukan Lapau Panjang Cimpago (LPC) dikawasan pantai yang dibangun Dinas Pariwisata Kota Padang sengaja diperuntukan bagi pedagang yang sebelumnya telah berjualan disekitar daerah tersebut yang bertujuan untuk mendukung wisata pantai Kota Padang yang indah dan asri. 
Namun karena ulah maling, tiba-tiba keindahan dan kenyaman pengunjung wisata dan pemilik kios tiba tiba terusik. Pasalnya Abenk sang pemilik toko pedagang baju dengan merk “Inyiak Store” saat membuka kiosnya terkejut. Karena seluruh barang barang pakaian dari berbagai merk yang ada terlihat telah berserakan. 
Dan setelah melakukan pengecekan semua barang yang ada, lalu Ia pun berkesimpulan bahwasanya kios telah dimasuki maling, dengan kerugian lebih kurang lebih kurang 4 juta rupiah. 
Abenk saat dimintai komentarnya menerangkan bahwa Ia mengetahui kejadian tersebut setelah mendapat laporan dari tamu yang mengantarkan undangan kepadanya. Kemudian Iapun pergi ke kios, sesampai di kios diapun curiga, karena melihat keadaan toko telah porak poranda ditambah beberapa patung  dan baju yang sebelumnya dipajang sebagai contoh untuk dipamerkan sudah tidak dilihat lagi.

Lalu Ia melanjutkan memeriksa bagian belakang yang dijadikan gudang penyimpanan stok baju yang akan dijual. Ternyata Ia melihat dinding bangunan yang sudah terbuka sampai setengah atau sebesar lobang yang bisa dilewati badan orang dewasa. 
Yang Ia sayangkan, orang yang bertanggungjawab dengan keamanan dilokasi tempat Ia berjualan tidak dapat dihubungi, padahal Ia selalu membayar iuran wajib untuk ronda sebesar 10 ribu rupiah, sesal Abenk. 
Akhirnya merasa kesal, Abeng bersama temannya Feri langsung mendatangi Polsek Padang Barat untuk membuat laporan, dan hingga berita ini tayang Polisi masih melakukan penyelidikan akan kasus tersebut. Abe