PILIHAN REDAKSI

Bandar Narkoba Antar Kota Dibekuk Polisi di Kota Payakumbuh

INFO|Payakumbuh - Tim Phantom Sat Narkoba Polres Payakumbuh meringkus satu orang tersangka yang diduga kuat melakukan tindak pidana memilik...

Budaya

Opini

Mentawai

Padang Panjang

Peristiwa

Pariwara

Sijunjung

Budaya

Cikini Art Stage Perkenalkan Nilai Sejarah Dalam Kegiatan Workshop Seni & Pabrik di Indarung I Padang
Saturday, November 30, 2019

On Saturday, November 30, 2019

Dialog Kebudayaan yang dikemas dalam bentuk acara Workshop & Pabrik,  bertempat di Indarung I PT Semen Padang.

Infonusantara.net - Cikini Art Stage berkerjasama dengan Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia,  PT Semen Padang dan Dinas Kebudayaan Propinsi Sumatera Barat menggelar Dialog Kebudayaan yang dikemas dalam bentuk acara Workshop & Pabrik,  bertempat di Indarung I PT Semen Padang.

Kegiatan yang dihadiri oleh Kepala UPTD Taman Budaya Muasri tersebut dilaksanakan selama dua hari,  dari tanggal 30 November sampai 1 Desember 2019.

Viveri Yudi, Kwsi diplomasi Dinas Kebudayaan Provinsi Sumbar membawakan acara selaku host

Bertindak sebagai host pada acara tersebut adalah Viveri Yudi dengan pembicara dari budayawan dan seniman,  baik lokal maupun nasional.

Diantara pembicara yang mengisi kegiatan itu adalah Bambang Pribadi (Sutradara Teater), Piter Slayan (Penata Musik), Paimo (Fotografer dan Jurnalis), Aidil Usman (Penata Artistik), Jefriandi Usman (Koreografer), Davit Fitrik (Penari), dan Nadhir Rosa (Penata Rambut).

Kegiatan dengan tema "Barber Chairity Exhibition" itu diikuti oleh peserta dari beberapa sekolah dan kampus yang ada di Kota Padang dikemas dengan sangat menarik, sehingga mereka sangat antusias mengikutinya. Apatalah lagi acara itu ditayangkan oleh Padangtv dalam program "Sumbar Rancak Bana".

Kepala UPTD Taman Budaya Provinsi Sumatera Barat,  Muasri mengapresiasi kegiatan tersebut.  Menurutnya,  kegiatan ini digagas oleh seniman-seniman putra daerah Indarung yang tergabung ke dalam Cikini Arts Stage.

Sesi Dialog 
"Ini adalah bentuk kepedulian putra daerah yang patut kita apresiasi.  Mereka ingin mempertahankan Indarung I sebagai warisan sejarah dan budaya," ujarnya, Sabtu,  30 November 2019 di sela-sela pembukaan kegiatan.

Dikatakannya,  langkah yang ditempuh oleh seniman asal Indarung tersebut sangat tepat.

"Daripada besi tua dipotong-potong dengan nihil nilainya, alangkah baiknya dijadikan warisan sejarah dan budaya yang bernilai. Bisa saja wisatawan daro Belanda berkunjung ke sini melihat tempat orang tua mereka berkerja dulunya, " pungkasnya.

Dikatakannya,  Indarung I memiliki nilai sejarah dan budaya yang istimewa di Sumatera Barat. Pasalnya,  Indarung I tak hanya membangun Indonesia,  tetapi juga Belanda.

"Jika kita bandingkan dengan Tambang Batu Bara Sawahlunto yang diakui dunia,  Indarung I tak kalah penting nilai sejarahnya," pungkasnya.

Untuk itu,  kata Muasri, acara yang diangkat seniman dari Indarung ini merupakan terobosan besar untuk kemajuan kebudayaan Sumatera Barat.

Aidil Usman dari Cikini Art Stage mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memelihara akal sehat. Sebab,  jasa Indarung I tidak bisa dilepaskan.

"Kami ingin mengenalkan hal tersebut kepada generasi milinel agar mereka tak lupa akan sejarah bangsanya,  terutama sejarah Indarung I ini," cakapnya.

Paimo,  seorang Fotografer dan Jurnalis dari Jakarta mengatakan, kegiatan tersebut memiliki arti penting sebagai salah satu bentuk mengkampanyekan budaya lokal.

"Apalagi ini mengangkat sejarah Indarung I.  Tentu saja tak sekedar sejarah,  namun juga nilai budayanya," ungkapnya.


Kegiatan itu juga dihadiri oleh mantan Ketua DPD KNPI Kota Padang,  Nisfan Jumadil yang juga tokoh pemuda Indarung.(Inf/by)


Penyalaan Ratusan Lampion Menyambut Tahun Baru Imlek Ke 2570 di Kelenteng See Hin Kiong Padang
Monday, January 21, 2019

On Monday, January 21, 2019


Penyalaan Lampion Menyambut Tahun Baru Imlek ke 2570 di Kelenteng See Hin Kiong. Berharap Negara Indonesia Diberikan Cahaya Terang, Aman, Damai dan Sentosa 


INFO PADANG - Sejak sepekan lalu ratusan lampion (lentera atau tenglong,red) terlihat menghiasi suasana Kota Tua Pecinan Pondok Kota Padang, dimana dalam waktu dekat warga etnis tionghoa setempat akan melangsungkan perayaan tahun baru Imlek atau yang disebut Sincia dan perayaan puncaknya Cap Go Meh.



Perayaan tahun baru Imlek, Sincia ke -2570 tahun 2019 ini jatuh pada hari Selasa, 5 Februari dan puncaknya Cap Go Meh, Selasa 19 Februari 2019 mendatang. 

Iswanto Kwara, salah seorang tokoh masyarakat Tionghoa setempat menyampaikan, setiap tahunnya di kawasan Pondok, khususnya di Jalan Kelenteng selalu dipasang lampion dan ini merupakan tradisi dalam rangka menyambut perayaan tahun baru Imlek. 

"Lampion (lentera atau tenglong,red) berarti terang, dan ada sebanyak 300 lampion sebelum dinyalakan perlu ritual melalui atraksi barongsai dari Marga LIM yang dilakukan di Kelenteng See Hin Kiong Baru, Jalan Kelenteng No.312, Kelurahan Kampung Pondok, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, Sumatra Barat," kata Iswanto Kwara yang juga anggota DPRD Kota Padang itu, Minggu malam (20/1) 

Atraksi barongsai sebelum menyalakan lampion itu memiliki makna serta simbolis tersendiri yang melambangkan pengharapan agar mendapatkan kebaikan juga rezeki di tahun baru terus berkembang dan  dilancarkan segala urusan. 

Iswanto Kwara juga mengatakan dengan adanya berbagai kegiatan  dalam menyambut tahun baru Imlek yang sudah menjadi agenda tahunan seperti pasar malam Sincia, tentu akan menunjang sektor kepariwisataan melalui budaya dan tradisi dari etnis tionghoa yang bisa memicu banyaknya wisatawan berkunjung ke Kota Tua  Kawasan Wisata Terpadu di Kota Padang, " ujar kader PDI Perjuangan tersebut. 

"Selain itu kata Iswanto Kwara, pada puncak perayaan di Cap Go Meh pada , Selasa(19/2) nanti, akan ada kegiatan tradisi arak - arakkan Kio dan Sipasan dari perkumpulan etnis tionghoa Kota Padang dan rencananya juga akan ikut turun Kio dari pulau Jawa " ungkapnya.

Ketua Kelenteng See Hin Kiong, David Chandra didampingi Wakil Ketua Samsi Kosasi mengatakan dengan dinyalakan nya lampion sebagai simbol penerangan dalam menyambut tahun baru Imlek ke-2570, tentunya berharap negara kita tercinta Indonesia ini diberikan cahaya terang, bisa aman, damai,sentosa, diberikan kebaikan rezki serta semua urusan bisa berjalan lancar dan dijauhkan dari semua bencana 

Apalagi tahun 2019 ini adalah tahun politik, dimana akan ada pemilihan serentak untuk Pileg dan Pilpres pada 17 April 2019 mendatang. Untuk itu masyarakat Indonesia, sebagai warga negara yang baik harus bisa mensukseskan pemilihan nanti dengan  menggunakan hak suaranya untuk memilih sesuai hati nurani siapa yang terbaik di Pileg dan Pilpres nanti," pungkasnya. (inf)




Arakan " Tee Soe " Jelang Ritual Sembahyang Tinggi di Kelenteng See Hin Kiong lama Kota Padang.
Saturday, August 25, 2018

On Saturday, August 25, 2018


Arakan "Tee Soe"  dari Halaman Kelenteng See Hin Kiong lama Kampung Pondok (Foto:Baim)
INFO PADANG, - Ritual Sembahyang Tee Soe KONG (Phoo To) /Sembahyang Tinggi dipercaya oleh etnis tionghoa bahwa arwah - arwah dari para leluhur keluar mengunjungi keluarga. Untuk menghormati arwah para leluhur maka diadakanlah Ritual atau tradisi Sembahyang Tee Soe KONG (Phoo To) /Sembahyang Tinggi.


Setiap tahunnya Sembahyang Tee Soe KONG (Phoo To) /Sembahyang Tinggi bagi warga etnis tionghoa di Kota Padang, dilaksanakan di Klenteng See Hin Kiong lama Kelurahan Kampung Pondok Kecamatan Padang Barat. 

Pada tahun ini Sembahyang Tee Soe KONG (Phoo To) / Sembahyang Tinggi jatuh pada hari Sabtu, 25 Agustus 2018 / Chit Gwee, Cap Go 2569.
Dimana dalam prosesi ritual Sembahyang Tinggi ini tepat pada tengah malam pukul 00.00 WIB akan dilakukan pembakaran "Tee Soe"( penguasa arwah leluhur, red) setinggi lebih kurang 3,5 meter berat 10 kilogram yang dibuat dari bambu dilampisi dengan kertas.

Orang Tionghoa percaya, jika membakar Tee Sue (penguasa arwah leluhur, red) generasi yang ditinggalkan akan aman dari segala marabahaya. 

Sebelum acara puncak yakni pembakaran "Tee Soe" dilakukan sembahyang pembukaan terlebih dahulu, kemudian pada pukul 14.00 WIB dilaksanakan arak - arakan. Arak - arakkan Tee Soe kali ini di mulai dari depan halaman Kelenteng See Hin Kiong lama menuju jalan Belakang Pondok, Kali Kecil, Pulau Karam, Nipah,Siti Nurbaya, Muaro dan kembali ke Kelenteng See Hin Kiong lama.

Selain itu yang lebih menariknya lagi  usai ritual akhir seiring dilakukan pembakaran "Tee Soe",sekitar pukul 23.00 juga langsung di iringi dengan tradisi rebutan makanan ( Cio Ko) oleh masyarakat sekitar. Dimana dalam rebutan makanan tersebut bebas diikuti bagi siapa saja yang datang saat itu. Banyak sekali makanan yang disajikan , baik berupa beras, beraneka macam kue, buah-buahan dan lainnya.

Selain itu juga ada aksi rebutan uang dalam Angpao yang terdapat diatas menara setinggi enam meter. Bagi yang punya nyali tinggi silahkan berpacu memanjat menara yang berada dalam pelataran halaman Klenteng See Hin Kiong lama untuk memperebutkan sejumlah uang. (Inf)


Semarak PIOM Fest 2018,Tujuh Negara Mainkan Musik Etnik di Padang
Saturday, July 21, 2018

On Saturday, July 21, 2018


INFO PADANG – Tujuh negara akan semarakkan Kota Padang melalui pegelaran musik dengan menampilkan pertunjukan musik dari etnik khas masing masing daerah selama tiga hari, 3-5 Agustus mendatang. 

Permainan musik etnik tujuh negara ini dibungkus dalam satu gelaran bertajuk Padang Indian Ocean Musik Festival (PIOM Fest) 2018. Kegiatan PIOM Fest 2018 ini merupakan yang ke dua kalinya dipusatkan di Jembatan Siti Nurbaya,  Padang.

“Event ini dalam rangka mempererat hubungan budaya negara-negara IORA sekaligus memantapkan Padang sebagai kota event dan promosi wisata,” ungkap Walikota Padang H. Mahyeldi.

Sementara Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Padang Medi Iswandi menuturkan bahwa tujuh negara yang akan memainkan musik etnik di Padang yakni Mauritius, Peru, India, Vietnam, Jepang, Singapore, dan Indonesia. 

Sedangkan Indonesia akan diwakili sejumlah pemusik dari sejumlah daerah seperti Bengkulu, Sawahlunto, Pariaman, dan Padang."Ini merupakan gelaran tahun kedua setelah sukses di tahun lalu,” jelas Medi.

Berikut jadwal pegelaran PIOM Fest 2018: 
Pada hari pertama, Jumat (3/8), pemusik akan tampil mulai pukul 20.00-22.00 Wib.
Pada hari kedua, penampilan negara peserta lebih panjang, yakni mulai pukul 15.30-20.00 Wib.
Sedangkan hari terakhir, dilaksanakan mulai pukul 20.00-22.30 Wib.
(Charlie)

Harmonisasi Perayaan Waisak 2562 BE dan Ramadhan 1439 H Berbagi Berkah, Umat Budha Di Padang Buka Bersama dan Beri Santunan Anak Yatim Piatu
Wednesday, May 30, 2018

On Wednesday, May 30, 2018


Dua orang Biksu dan pengurus Himpunan keluarga Lim Beri Santunan dan Bingkisan 
Pengurus Keluarga Lim Foto Bersama Anak yatim piatu 

INFO (PADANG) - Perayaan Waisak 2562 BE tahun 2018 berbagi berkah walaupun beda agama namun bentuk harmonisasi dan toleransi serta kepedulian sosial sangat tinggi, seperti kegiatan sosial yang dilakukan umat Budha di kota Padang yang  menggelar acara Buka bersama serta beri santunan dan bingkisan pada puluhan anak yatim piatu.


Selain berbagi berikan santunan, para tokoh tionghoa dan warga tionghoa di Kampung Pondok ini pun terlihat ikut berbuka bersama anak yatim piatu yang bertempat di gedung sosial kebudayaan himpunan keluarga Lim, Jalan Pulau Karam No.68, Kampung Pondok, Kecamatan Padang Barat Kota Padang, Sumatera Barat, Selasa (29/5/2018).

Lim Hap Kian, Ketua pengurus harian Graha Samatha Giri sekaligus pengurus himpunan keluarga Lim mengatakan, kegiatan sosial yang dilakukan ini  mengajarkan pada umat untuk berbagi kasih pada semua umat tanpa memandang suku bangsa, ras dan agama apapun.

Kegiatan ini rutim setiap tahun dilaksanakan begitu juga pada hari - hari besar umat Budha. Tema perayaan kali ini adalah, "Dengan Kebhinekaan Kita Tingkatkan Kerukunan Hidup Beragama". 

"Kegiatan bhakti sosial lainnya juga rutin dilakukan seperti mendatangi panti Jompo, panti asuhan, dimana bantuan yang diberikan merupakan bantuan dari umat akan kembali kita berikan untuk umat tanpa memandang agama apapun,"  ujarnya.

Lim Hap Kian juga menyampaikan walaupun kita bukan umat muslim, tapi di bulan suci ramadhan ini kita ikut sedikit berbagi untuk anak yatim piatu sebanyak 85 orang putra dan putri dari yayasan Panti Asuhan Budhi Mulia. "Karena anak yatim juga mempunyai hak yang sama merasakan kebahagiaan dan keceriaan," ujarnya .

Semua kegiatan yang dilakukan tentunya sesuai dengan ajaran dan keyakinan yang kami anut, Sang Budha, guru agung dari umat Budha yang mengajarkan untuk selalu berbuat kebaikan, saling membantu, tolong menolong, saling mencintai serta mengasihi dan menciptakan kedamaian.

Apapun kegiatan - kegiatan sosial yang rutin dilakukan semata - mata bertujuan agar terciptanya keharmonisan. Kalau selama ini kita selalu berbicara  mengedepankan toleransi antar umat beragama, suku, ras, namun keharmonisan ini lebih dari itu. Karena yang namanya harmonis ini selain saling mendukung, termasuk toleransi, kita juga saling bekerjasama, saling membantu, berbagi, dan saling mencintai serta mengasihi. Itu yang disebut harmonisasi," sebut Hap Kian.

Di sisi lain sambungnya, kondisi negara saat ini sama - sama kita ketahui, suasana suhu politik baik itu Pilkada serentak 27 Juni 2018 nanti , Pilpres dan Pileg baik di daerah maupun di pusat mulai memanas. Namun dalam Budha apa saja kegiatan yang sifatnya sosial dan keagamaan tidak boleh dibawakan untuk tujuan mencapai suatu jabatan dalam politik. Budha tidak ada berpolitik.

Lebih lanjut disampaikan harapan nya, tentu kita bersama - sama inginkan kedamaian di negeri ini khusus Kota Padang dengan harapan bisa saling bekerjasama, saling membantu, berbagi, dan saling mencintai serta mengasihi.

Sementara untuk kegiatan buka bersama anak yatim piatu ini disponsori atau didukung penuh oleh perhimpunan keluarga Lim. Kebetulan gedung perhimpunan keluarga Lim ini adalah gedung serba guna, sosial kebudayaan maka pelaksanaan dipusatkan di gedung Lim tanpa dipungut biaya, bahkan konsumsi pun juga di tanggung, ungkapnya.

Sementara pengurus yayasan panti asuhan Budhi Mulia, Muhammad Khairil mengatakan dari pengurus panti mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mengundang buka bersama anak yatim Budhi Mulia.

Dia mengatakan acara buka bersama yang dilakukaan di gedung Lim ini untuk anak panti karena ini diundang adalah acara sosial ya tidak masalah apapun agamanya. Semua santri dan pengurus akan tetap menghadirinya dan ada jaminan halalnya untuk konsumsi yang disajikan.

Kalau mengenai ada polemik itu pribadi dan golongan, kalau kami dari panti yang namanya sosial ya sosial. Jadi kalau ada non muslim yang mau membantu tidak ada salahnya dan dilihat dari kisah nabi tidak ada melarang bergaul dengan non muslim, karena disini memberikan kebebasan menjalankan untuk meningkatkan tali silatrahmi antar umat dan hal itu tidak dibatasi, " pungkasnya.(Inf)


Sidang Kedua PMH, Legal Standing Ketua Dewan Pers Diprotes Keras Dolfie Rompas
Tuesday, May 22, 2018

On Tuesday, May 22, 2018


INFO (KOPI, Jakarta) - Sidang gugatan yang bertujuan untuk melindungi kebebasan pers agar wartawan tidak dikriminalisasi dalam menjalankan tugas jurnalistik terus berjalan. Pada Senin, 21 Mei 2018, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, telah berlanjut sidang gugatan Perbuatan Melawan Hukum terhadap Dewan Pers, yang diwarnai protes oleh kuasa hukum penggugat Dolfie Rompas.

Hal ini terkait tentang legal standing atau keabsahan tergugat Ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo sebagai pemberi kuasa kepada dua orang kuasa hukum untuk mewakili tergugat menghadiri sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin (21/5/2018).

Kuasa hukum penggugat, Dolfie Rompas, SH, MH mempertanyakan surat pleno Dewan Pers (DP) yang memilih Yosep Adi Prasetyo sebagai Ketua Dewan Pers hanya ditanda-tangani oleh tergugat seorang diri padahal seharusnya ikut ditanda-tangani oleh seluruh anggota Dewan Pers.

Menurut Rompas, hal ini pertanyaan besar terkait surat pleno Dewan Pers (DP), “Selain itu statuta Dewan Pers tidak dicantumkan bahwa Ketua Dewan Pers bisa bertindak ke dalam maupun keluar untuk kepentingan hukum, sehingga penunjukan kuasa hukum seharusnya ditanda-tangani oleh seluruh anggota Dewan Pers,” kata Rompas kepada awak media usai persidangan.

Sementara itu, Ketua Umum DPP Serikat Pers Republik Indonesia (SPRI) Heintje Mandagi mengatakan bahwa dirinya menghormati kehadiran Dewan Pers, meskipun hanya dengan mengutus kuasa hukumnya. "Intinya Dewan Pers sudah beritikad baik menanggapi gugatan kita. Saya berharap Dewan Pers bisa menyadari kekeliruannya bahwa peraturan dan kebijakan yang dibuatnya sudah sangat merugikan media dan wartawan, bahkan lebih jauh lagi telah mengancam kemerdekaan pers yang notabene menjadi tugas utama Dewan Pers,“ tegas Heintje kepada media-media yang meliput sidang tersebut.

Lebih lanjut Heintje menambahkan, ”Kami menggugat Dewan Pers untuk menghapus diskriminasi terhadap media cetak dan online, baik nasional maupun lokal yang berjumlah puluhan ribu di seluruh Indonesia. Selain itu untuk mencegah terjadinya kriminalisasi terhadap pers yang akhir-akhir ini marak terjadi akibat rekomendasi Dewan Pers yang berkaitan dengan verifikasi media dan Uji Kompetensi Wartawan."

Hal senada disampaikan oleh Ketua Umum DPN PPWI, Wilson Lalengke bahwa Dewan Pers sudah melanggar konstitusi karena kebijakannya berpotensi mengkriminalisasi pers dan media. "Presiden saja, jika melanggar konstitusi dapat di-impeachment atau dilengserkan.

Nah, jika Dewan Pers yang melanggar konstitusi apa sanksinnya yang harus diberikan kepada Dewan Pers? Gugatan kita untuk melindungi kemerdekaan pers bagi media cetak dan online lokal maupun nasional dari diskriminasi dan kriminalisasi adalah sangat fundamental. Oleh karena itu Komnas HAM perlu juga turun tangan dalam menyikapi permasalahn ini. Ini wajib karena yang dilanggar Dewan Pers berkaitan dengan Hak Azasi Manusia, yakni warga rakyat dan wartawan, serta pemilik media yang sudah dijamin oleh UU Pers dan UUD 1945,“ papar lulusan PPRA-48 Lemhannas RI tahun 2012 itu. (SEM/AK/Red)

Luar Biasa, Pawai Festival Cap Go Meh 2569 di Padang Tumpah Ruah Pengunjung
Saturday, March 03, 2018

On Saturday, March 03, 2018

Pawai Sipasan Cap Go Meh 2569 tahun 2018 di Kota Padang

Infonusantara (PADANG) --Meriah, ya itulah yang bisa dikatakan dalam perayaan Festival Budaya Cap Go Meh 2569 tahun 2018 Masehi, yang digelar oleh masyarakat keturunan Tionghoa di Kota Padang pada 2 Maret 2018". 

Festival Budaya Cap Go Meh 2569 tahun 2018 ini merupakan kegiatan masyarakat Tiongho Kota Padang yang menampilkan wujud keanekaragaman budaya / multi kultur yang ada di Kota Padang, Sumatera Barat. 
Wagub Sumbar Nasrul Abit Dalam Sambutannya Pada Festival Cap Go Meh 2569 
TERLIHAT puluhan ribu masyarakat dari berbagai etnis tumpah ruah menyaksikan Festival Cap go Meh 2569 yang menampilkan atraksi Naga, Atraksi Barongsai, Pawai Sipasan, arak- arakkan 17 Kio dari Marga Lee, Marga Tjoa dan HTT, pawai kuda api api,atraksi Wushu, pentas singa peking dan Marching Band. 


Pawai ini mulai dari pukul 16.00 Wib di laksanakan Start dari bawah Jembatan Siti Nurbaya selanjutnya dilakukan arak arakkan melalui Jalan Nipah-Jalan Hos Cokroaminoto-Jalan Niaga dan Finish di Klenteng See Hin Kiong Jalan Kelenteng Kampung Pondok Kota Padang. 

Hadir dalam acara pembukaan pada  kesempatan itu Forkopimda Sumatera Barat,  Danrem 032 Wirabraja,  Waka Polda Sumbar,  Danlantamal II Padang,  Anggota DPRD Sumbar Albert Indra Lukman,  Pjs Walikota Padang Alwis, Kadis Pariwisata,  Ka inspekturat Provinsi, Kabiro Pemerintahan, Kabiro Pembanguan, Kerjasama Rantau, Para Twako dan tokoh masyarakat Pondok Padang. 

Wagub Sumbar Nasrul Abit dalam sambutannya menyampaikan,  ivent dan festival ini merupakan potensi budaya yang mampu menarik perhatian wisatawan,  jika dikemas dengan baik dan tersosialisasi diberbagai daerah tentu akan memberikan energi positif terhadap pembanguan pariwisata Kota Padang khususnya dan Provinsi Sumbar pada umumnya.  

Seni budaya merupakan kekuatan besar dalam pembangunan karakter bangsa. Keanekaragaman budaya akan menjadi modal yang kuat dalam memajukan dunia pariwisata dan event seperti ini akan memberikan dampak pada sektor ekonomi terutama untuk para pedagang kecil dan menengah.  


Atraksi Barongsai Pada Festival Cap Go Meh 2569 di Padang. 
Batang Arau merupakan kawasan yang jaya dimasa lalu,  ini terlihat dari gedung-gedung peninggalan sejarahnya yang unik dan bukti bahwa Hindia Belanda pernah ada di Kota Padang. Kawasan ini jika dikemas dengan baik tentu akan menjadi lokasi yang menarik dan pemerintah Kota Padang dirasa perlu membuat skenario yang unik, dan menarik sebagai kawasan kota tua,  yang berbudaya, tempat hiburan dan kuliner. 


Arak-arakan Kio Didepan Kelenteng See Hin Kiong 
"Namun tentu tidak bisa diingkari Batang Arau mesti bersih dan tertata rapi,  aktifitas kapal tentu akan menjadi bahagian yang tak terpisahkan dalam kawasan ini," kata Wagub Nasrul Abit. 

Wagub Nasrul Abit juga menyampaikan,  kita berharap keberadaan etnis Tionghoa dapat memberikan kontribusi aktif dalam memajukan pembanguan kota. Berbaur dalam keberagaman tentu akan memberikan kekuatan besar memajukan Kota Padang. 

"Kita mesti memulai melestarikan seni budaya masing-masing,  jangan pernah berharap orang lain yang akan melestarikan budaya kita. Karena melestarian budaya bahagian bagi pendidikan karakter bagi generasi muda kita dimasa mendatang, untuk kejayaan bangsa dan negara,"  pungkas Nasrul Abit.

Arif Rusdi Rusli panita Cap Go Meh tahun ini menyampaikan,  festival Cap Go Meh 2569 lebih ramai dan lebih meriah. Keberadaan festival Cap Go Meh merupakan bentuk kepedulian masyarakat Tionghoa Padang yang ikut serta mendukung pembanguan pariwisata kota terutama di kawasan wisata kota tua.



Sementara Iswanto Kwara salah seorang tokoh masyarakat Tionghoa setempat mengatakan, Festival Cap Go Meh 2569 tahun 2018 kali ini adalah untuk pertama kalinya langsung kerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat serta dalam pelaksanaan kegiatan ini juga melibatkan atau didukung melalui dana pokir dari Bapak Albert Hendra Lukman anggota DPRD Sumbar. 

Atraksi Naga Liong Pada Festival Cap Go Meh 2569. 
"Tentunya harapan kita melalui kerjasama dengan pemerintah untuk tahun - tahun kedepannya ivent -ivent atau festival Cap Go Meh ini bisa lebih besar dan lebih baik lagi. Sehingga jika berbicara tentang perayaan Cap Go Meh orang tidak saja ingat seperti di Singkawang, ivent internasional yang ada disana juga bisa juga kita laksanakan di Kota Padang Sumatera Barat ini, " ungkap Iswanto Kwara yang juga anggota DPRD Kota Padang ini.

Dari pantauan media ini, dalam perayaan Cap Go Meh ini satu penampilan yang sepektakuler dan yang  paling menyedot perhatian adalah arak-arakan ‘Sipasan’. Lipan berkepala dan berekor naga ini memiliki badan berupa tandu yang digotong bersama oleh ratusan laki-laki, dimana diatas badan Sipasan berupa tandu tersebut di duduki sebanyak 151 anak-anak berusia antara 4 hingga 8 tahun berkostum aneka budaya.

Kilas balik mengenai arak arakkan Sipasan ini, sebelumnya pada pada 14 Mei 2013 lalu, Arak-arakan ‘Sipasan’ (Centipede Procession) sepanjang 243 meter dan berhasil diarak sejauh 1,9 km dari Jembatan Siti Nurbaya hingga Hotel Axana dan  berhasil meraih Guinnnes World Record. Pemecahan rekor ini belum ada yang menandingi hingga saat ini, masih di pegang oleh Kota Padang Sumatera Indonesia.(*)

Redaksi :Infonusantara.net