PILIHAN REDAKSI

Bupati Sijunjung Beserta Jajarannya Sambut Kunjungan Rombongan Dari Menko PMK Prof Dr Muhadjir

  Bupati Sijunjung Benny Dwifa Yuswir, sambut kedatangan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), yang juga Ketua...

Budaya

Opini

Mentawai

Padang Panjang

Peristiwa

Pariwara

Sijunjung

Dapat Vaksin Perdana untuk Semangati Kaum Millenial

Raffi Ahmad telah menerima vaksin bersama para pejabat Indonesia di Istana Merdeka, Rabu (13/1).

INFONUSANTARA.NET -- Raffi Ahmad telah menerima vaksin bersama para pejabat Indonesia di Istana Merdeka, Rabu (13/1). Dokter Reisa Kartikasari mengatakan Raffi Ahmad hadir sebagai perwakilan dari kalangan generasi muda (milenial).

Dokter Reisa mengungkapkan kehadiran Raffi Ahmad diharapkan bisa mendorong para generasi muda mau menerima vaksin sehingga turut mensukseskan program vaksinasi nasional.

“Raffi Ahmad hadir sebagai perwakilan kaum milenial supaya bisa jadi inspirasi untuk yakin terhadap vaksin dan turut mensukseskan vaksinasi di Indonesia,” kata Reisa dalam siaran langsung pada Rabu (13/1).

Sebelumnya, Raffi sendiri telah menunjukkan sejumlah bukti akan menjadi salah satu penerima vaksin perdana di Indonesia. Ia memperlihatkan kartu biru bertuliskan Vaksinasi Perdana Covid-19 Istana Kepresidenan Negara 13 Januari 2021 yang tergantung di leher para penerima vaksin hari ini.

Ia juga mengunggah foto undangan dari Istana untuknya yang juga berisikan sejumlah peraturan sebelum hadir, seperti menyertakan hasil swab PCR terbaru serta menggunakan masker kain tiga lapis dan face shield.

Raffi Ahmad menjadi salah satu penerima vaksin gelombang pertama bersama Presiden Joko Widdodo, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr. Daeng M. Faqih (Ketua IDI), Sekjen MUI/ Muhammadiyah, Dr. H. Amiesyah Tambunan, Kiai Ishom PP NU, Panglima TNI Marsekal TNI Dr. Hadi Tjahjanto, S.I.P., serta Kapolri Jenderal Drs. Idham Azis.

Beberapa hal harus dilewati para peserta vaksin di Istana, mulai dari klarifikasi data umum, menjalani pengecekan tensi serta klarifikasi kondisi kesehatan, kemudian penyuntikan vaksin oleh dokter kepresidenan, menerima kartu tanda suntik pertama, dan monitoring 30 menit untuk melihat kemungkinan efek samping dari vaksinasi.

Sebelumnya, vaksin virus corona (SARS-CoV-2), Rabu (13/1).

Penyuntikan perdana terhadap Jokowi dengan vaksin Covid-19 CoronaVac buatan perusahaan asal China, Sinovac ini menandai program vaksinasi di Indonesia.

Pada program vaksinasi Covid-19 tahap pertama, pemerintah membuat daftar prioritas penerima vaksin. Kelompok prioritas pertama adalah tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, tenaga penunjang yang bekerja pada fasilitas pelayanan kesehatan, TNI/Polri, aparat hukum, dan petugas pelayanan publik lain.

Tiga kelompok penerima vaksin sinovac, di Istana Presiden, Selasa, 13 Januari 2021

Sesi 1 :

1.Presiden

dr. Daeng M. Faqih (Ketua IDI)

2.Dr. H. Amiesyah Tambunan (Sekjen MUI/Muhammadiyah)

3.Kiai Ishom PP NU

4.Panglima TNI

5.Kapolri

6.Rafi Ahmad (Perwakilan Anak Muda)

Sesi 2

1.Budi G. Sadikin (Menkes)

2.Prof Dr Unifah Risyidi (PGRI)

3.Ronal Tapilatu (PGI)

4.Agustinus Heri (KWI)

5.I Nyoman Suarthanu (PHDI)

6.Partono Bhikkhu N. M (Permabudhi)

7.Peter Lesmana (Matakin)

Sesi 3

1.Penny Kusumastuti Kepala BPOM

2.Rosan Perkasa (Perewakilan Pengusaha)

3.Ade Zubaedah, Sekjen Ikatan Bidan Indonesia

4.Nur Fauzah ( Perawat)

5.Lusy Noviani (Apoteker)

6.Agustini Setiyorini (Buruh)

7.Ibu Narti (Pedagang)

Terkait pemberian vaksin ini, pemerintah juga menargetkan setidaknya 70 persen penduduk Indonesia atau sekitar 182 juta jiwa yang harus diberi vaksin. Ini agar terbentuk kekebalan populasi atau herd immunity.

Sebelumnya, BPOM telah mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) vaksin Sinovac. BPOM menyebut vaksin Sinovac memiliki efikasi sebesar 65,3 persen.

Efek samping bersifat lokal di antaranya berupa nyeri, iritasi, pembengkakan. Sementara efek samping sistemik, berupa nyeri otot, fetik, dan demam.

Sedangkan frekuensi efek samping dengan derajat berat, sakit kepala, gangguan di kulit atau diare yang dilaporkan hanya 0,1 sampai dengan 1 persen. Efek samping tersebut bukan efek samping yang berbahaya dan dapat pulih kembali.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga telah mengeluarkan fatwa halal untuk penggunaan vaksin Sinovac. 

Source: Fajar.co.id

Sebelumnya
« Prev Post
Selanjutnya
Next Post »