PILIHAN REDAKSI

Tekan Inflasi, PJ Bupati Mentawai Bersama Forkopimda Galakkan Penanaman Cabe

INFO|MENTAWAI - Pemerintahan Kabupaten Kepulauan Mentawai melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian galakkan gerakan penanaman cabe sere...

Budaya

Opini

Mentawai

Padang Panjang

Peristiwa

Pariwara

Miris,Syafrial Kani:Dimana Letaknya Kota Madani Jika Anak Tamatan SD Tak Bisa Lanjutkan Pendidikan Selanjutnya

Ketua DPRD Kota Padang Ungkap 30 Persen Anak-anak Tamatan SD di Bungus Tak Bisa Lanjutkan Pendidikan

INFONUSANTARA.NET  - Ketua DPRD Kota Padang Syafrial Kani mengungkap, sekitar 30 persen anak-anak tamatan SD di Kecamatan Bungus tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan berbagai alasan.

"Saya mendapatkan data itu. Miris saya melihatnya, kenapa ini bisa terjadi," kata Syafrial Kani kepada awak media.

Dikatakan Syafrial Kani, kondisi tersebut harus menjadi perhatian bersama semua pihak. Ia menegaskan, persoalan itu harus dilihat secara komprehensif atau menyeluruh.

Tak hanya itu, kata Syafrial Kani, keinginan mewujudkan Kota Padang sebagai kota madani, hanya tinggal cerita.

"Buktinya, sampai saat ini di Kota  Padang sekolah MAN hanya berjumlah tiga, sementara di tempat lain malah sudah ada enam. Kenapa di Padang tidak bisa ditambah," katanya.

Lebih lanjut dia menegaskan, sebenarnya tergantung dari niat. Jika niat untuk menyediakan lahan untuk pembangunan sekolah MAN tadi ada, maka tidak ada yang sulit, tinggal dikomunikasikan saja dengan instansi terkait, yaitu Kementerian Agama.

Demikian juga dalam penambahan SMA di Kota Padang. Persoalan lahan juga tergantung niat dan kemauan Pemko Padang. Sebab, lahan tanggungjawab Kota Padang.Maka ketika pemko sanggup menyediakan lahan,tak ada yang tidak mungkin dilaksankan apalagi demi kepentingan dan kebutuhan pendidikan anak- anak kita kedepanya.

"Kalau lahan ada, tinggal kita komunikasikan dengan Pemerintah Provinsi. Tidak ada yang sulit sebenarnya," ungkap Syafrial Kani.

Disisi lain ,Syafrial Kani juga mengaku miris dengan perekonomian masyarakat lapisan bawah. 

"Saya pernah melakukan survei kepada 5 ribu orang, 50 persen diantaranya terlibat riba. Masyarakat kita terjerat dengan pinjaman rentenir yang makin mencekik perekonomian mereka.Miris saya melihatnya," ungkap Syafrial Kani.(Inf)



Sebelumnya
« Prev Post
Selanjutnya
Next Post »