PILIHAN REDAKSI

Minimalisir Tindakan Kejahatan, Polres Payakumbuh Sasar Daerah Rawan Termasuk SPBU

INFO|Payakumbuh - Demi terciptanya situasi kamtibmas yang kondusif di wilayah hukumnya, Polres Payakumbuh gencar lakukan patroli di daerah-...

Budaya

Opini

Mentawai

Padang Panjang

Peristiwa

Pariwara

Wabah Covid-19 Makin Buruk: Ulil Abshar: Sebaiknya Jangan Cium Tangan Kiai

Cendekiawan Islam Ulil Abshar Abdalla. (istimewa)
INFONUSANTARA.NET
Cendekiawan Islam Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil) mengimbau masyarakat untuk tak mencium tangan kiai di tengah pandemi virus corona. Menurut mantu Kiai Muhammad Cholil Bisri (Gus Mus) ini, hal tersebut perlu dilakukan demi meminimalisir penularan terhadap kiai.

"Jika karena keadaan yang memaksa bertemu dengan rama kiai, sebaiknya jangan berjabat tangan, apalagi cium tangan," ungkap Gus Ulil dikutip dari laman Facebook pribadinya, Sabtu (19/9).

Menurut Ulil, imbauannya itu lantaran wabah Covid-19 kian memburuk akhir-akhir ini. Ada beberapa kiai yang tertular Covid-19.

Ia menyadari keinginan santri untuk mencium tangan kiai sangat besar. Namun, hal tersebut harus dihentikan untuk beberapa waktu ke depan.

"Jika benar-benar menyayangi kiai, hentikan kegiatan mencium tangan kiai untuk sementara waktu," kata Gus Ulil.

Selain itu, Gus Ulil juga mengimbau masyarakat untuk menghentikan kegiatan sowan dan ziarah ke rama kiai. Sama seperti mencium tangan, ia meminta agar kegiatan itu ditunda sementara waktu.

"Jika benar-benar mencintai dan menyayangi para kiai dan masyayikh, maka sudah seharusnya wujud kecintaan itu adalah dalam bentuk menghentikan kegiatan sowan kepada beliau. Tunda sowan kiai sampai keadaan normal," papar Gus Ulil.

Gus Ulil bilang rata-rata masyarakat yang sowan ke kiai berusia muda. Mereka berpotensi membawa virus tanpa gejala alias orang tanpa gejala (OTG). Padahal, kiai yang dikunjungi itu rata-rata sudah tua, sehingga rentan tertular virus corona.

Bukan hanya itu, Gus Ulil pun meminta agar masyarakat menghentikan atau mengurangi acara-acara yang mengundang keramaian dan berkumpulnya jemaah. Misalnya, acara pernikahan tetap bisa dilakukan, namun jangan mengundang rama kiai dan bunyai.

"Untuk tabarrukan cukup diberikan kabar saja kepada beliau seraya meminta doa dan pangestu," imbuh Gus Ulil.

Ia menambahkan santri yang kembali ke pesantren juga harus dijaga ketat. Mereka harus tetap menerapkan protokol kesehatan sesuai standar yang ditetapkan pemerintah.

"Sebaiknya pesantren tidak mengisi ruangan yang tersedia acara penuh. Jika bisa, diusahakan, kapasitas dikurangi hingga separuh atau lebih rendah lagi, sehingga memungkinkan ada jarak," ujar Gus Ulil dilansir dari CNN Indonesia

INFO NUSANTARA PERSADA
Sebelumnya
« Prev Post
Selanjutnya
Next Post »