PILIHAN REDAKSI

PJ Bupati Mentawai Survei Lokasi Lahan Hanpang 68 Hektar di Dusun Sila'oinan

INFO|MENTAWAI - Untuk meningkatkan ketahanan pangan di wilayah, Pj Bupati Mentawai, Fernando Jongguran Simanjuntak survei lokasi pembukaan ...

Budaya

Opini

Mentawai

Padang Panjang

Peristiwa

Pariwara

Dewan Pers Minta Media Tak Berlebihan Beritakan Aksi Terorisme, Aksi Itu Dianggap Berhasil Bisa Memicu Tindakan Lanjutan

Ketua Dewan Pers ,Yosef Adi Prasetyo 
INFO ( Nasional, JAKARTA) - Terkait aksi teror bom yang terjadi beberapa waktu lalu, Ketua  Dewan Pers Yosef Adi Prasetyo menyebutkan, dengan pemberitaan yang dilakukan oleh media, aksi terorisme itu dianggap berhasil apabila diberitakan secara besar-besaran.

Yosef menuturkan, sejumlah studi pun telah dilakukan untuk mencari tahu kaitan antara tindakan terorisme dengan pemberitaan media. Kemudian, ditemukan bukti bahwa tindakan terorisme awal yang diberitakan secara besar oleh media akan memicu tindakan-tindakan lanjutan.

"Kalau tindakan terorisme tidak dapat publikasi dari media, dianggap tidak sukses, orang juga tidak takut," ujar Yosef di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Jakarta, Rabu (16/5) kemarein

Juga disampaikan, Mendiang mantan Perdana Menteri Inggris Margaret Tatcher pun pernah menyebut bahwa media adalah oksigen bagi terorisme. Artinya, tindakan terorisme tidak akan berdampak apabila tidak diberitakan oleh media. "Bagian dari terorisme dengan media itu adalah efek kejut, efek gentar," ujar Yosef.

Ia menjelaskan, apabila pemberitaan media soal kegiatan terorisme bisa memberikan efek kejut dan gentar bagi khalayak, maka pesan terorismenya tersampaikan.

Oleh karena itu, ia mengingatkan kepada media agar tidak terlalu berlebihan dalam memberitakan tindakan atau aksi terorisme. Ini untuk menghindari kemungkinan terjadinya tindakan-tindakan susulan.

"Kami mengingatkan teman-teman media, hati-hati, jangan terlalu overdosis dalam pemberitaan, karena justru akan menyampaikan pesan terorisme itu sendiri," terang Yosef.

Ditemui dalam kesempatan yang sama, pengamat terorisme dari Universitas Indonesia (UI) Solahudin menuturkan, kelompok teroris dan radikal memahami nilai berita atau news value. Inilah yang menjadi salah satu alasan dilibatkannya perempuan dan anak-anak dalam rangkaian ledakan bom di Surabaya dan Sidoarjo beberapa hari lalu.

"Jika aksi bom dilakukan dengan laki-laki dewasa mungkin itu biasa. Kalau seandainya pelakunya ibu dan anak itu luar biasa, akan memberikan coverage (pemberitaan) yang luas," ungkapnya .

Sumber :Kompas.com

Sebelumnya
« Prev Post
Selanjutnya
Next Post »