PILIHAN REDAKSI

Maju Pilkada 2024, Rijel Samaloisa Ambil Formulir Pendaftaran Lewat PDIP

INFO| MENTAWAI   – Mantan Wakil Bupati Mentawai periode 2011-2016, Dr Rijel Samaloisa mengambil formulir pendaftaran untuk maju di Pilkada 2...

Budaya

Opini

Mentawai

Padang Panjang

Peristiwa

Pariwara

Mengidap Penyakit Thalasemia, Sindi Rahayu Ningsih Gantungkan Hidupnya Dari Darah Orang Lain





INFONUSANTARA.NET - Menyumbangkan darah kepada seseorang yang membutuhkan adalah pekerjaan kemanusiaan yang sangat mulia, terlebih dalam kondisi sakit keras


Dengan mendonorkan sebagian darahnya berarti seseorang telah memberikan pertolongan kepada orang lain, sehingga seseorang selamat dari ancaman yang membawa kepada kematian. 


Menyumbangkan darahnya dengan ikhlas kepada siapa saja termasuk amal kemanusiaan yang amat dianjurkan oleh Islam, dan dengan izin Allah akan berdampak pula pada pahala. 


Seperti halnya orang memberi makan kepada orang lapar yang terancam akan mati. Hal ini sejalan dengan firman Allah swt dalam surah al Maidah (5) ayat 32;


Sindi Rahayu Ningsih adalah seorang anak yang kuat dan pemberani tidak pernah takut melihat jarum suntik, karena hal tersebut sudah terbiasa semenjak dia berusia 3 tahun, dan  sekarang Sindi sudah berusia 14 tahun.


Sindi seorang anak perempuan yang dinyatakan oleh dokter spesialis di RSUP M.Jamil Padang mengidap penyakit Thalasemia dan Pembekakkan Hati oleh dokter Amirah beberapa tahun lalu, bahkan hasil diagnosa dokter Sindi yang bertubuh mungil dengan usianya 14 tetapi memiliki tulang anak seusia 4,5 tahun.


Setelah Sindi di nyatakan mengidap penyakit Thalasemia dan Pembekakkan Hati, juga memiliki tulang ditubuhnya tidak sesuai dengan usianya saat ini, oleh karena itu kedua orang tuanya selalu melakukan pengobatan rutin untuk membawa Sindi melakukan kontrol sesuai anjuran dokter dan selalu tepat waktu.


Semenjak 2 tahun belakangan ini karena terjadi wabah Covid-19 dan saat itu Sindi tidak pernah lagi dibawa kontrol rutin ke RSUP M.Jamil Padang setiap bulannya dan mengambil obat secara rutin seperti yang di anjurkan dokter, bahkan pernah pasien dilarang saat itu untuk tidak melakukan kunjungan ke RSUP M.Jamil.


Bahkan semenjak lebih kurang 2 tahun belakangan penyakit Thalasemia dan Pembekakkan hati Sindi tidak pernah kambuh lagi, bahkan tidak pernah menerima transfusi darah dari orang lain sampai Sindi duduk di bangku SMP Negeri 1 di Kota Padang Panjang saat ini.




Tetapi diketahui akhir-akhir ini oleh kedua orang tua Sindi hal tersebut kurang baik untuk kesehatan anaknya karena tidak pernah melakukan kontrol ke RSUP M.Jamil, pada suatu ketika di hari Minggu tepatnya tanggal 23 Januari 2022, Sindi mendapatkan demam tinggi.


Puncaknya di hari Senin sekitar jam 10.00 WIB, tanda-tanda awal hidup Sindi mulai berdarah lagi dan semakin lama darah semakin mengalir dengan deras, bahkan darah sempat keluar melalui kedua belah matanya, dan orang tua Sindi mengambil tindakan cepat untuk membawa Sidin ke RSUD Gantiang agar mendapat pertolongan medis.


Setelah mendapat perawatan di IGD darahpun masih banyak keluar, sepertinya Sindi akan meninggalkan kami berdua tutur orang tuanya kepada awak media, dan setelah mendapat perawatan medis beberapa lama kemudian darah yang mengalir tadi dapat dicegah oleh obat yang di suntikan oleh perawat, dan akhirnya Sindi pun di pindahkan keruangan bangsal anak.


Tindak lanjut dari pemeriksaan medis tersebut meminta kepada kedua orang tua Sindi untuk mempersiapkan pendonor darah golongan A sebanyak 3 kantong, dan untuk langkah awal Alhamdulillah ada stoknya dari PMI yang dapat dipakai terlebih dahulu, ucap kedua orang tuanya.


Setelah transfusi darah berhasil dilakukan pada hari Senin sebanyak 1 kantong, dan sekitar jam 24.00 WIB malam darah di hidung anaknya mengalir lagi sampai jam 4.00 subuh, hidung Sindi mengeluarkan darah yang cukup banyak sekali saat itu, sehingga sewaktu dilakukan pemeriksaan Hb tetap saja tidak menunjukkan peningkatan.


Karena merasa cemas orang tua Sindi, esok harinya pada hari Selasa langsung mengirimkan semacam pemberitahuan di beberapa grup WhatsApp yang dia miliki, seperti grup GANN, STM KARYA 85, Pasar Usang Oke, grup wartawan dan masih banyak grup lainya tentang permintaan untuk yang bersedia bagi pendonor darah, dan juga di FB saya secara pribadi, sebut ortu Sindi


Akhirnya melalui telpon seluler kami mendapatkan 2 orang hamba Allah yang juga selama ini telah sering melakukan donor buat Sindi sebelumnya, cuman karena dua tahun telah berlalu beliau pun tidak pernah melakukan donor darah lagi, dan kamipun jadi lupa untuk memberi tahukan kepada hamba Allah tersebut.


Setelah transfusi darah berhasil dilakukan sebanyak 2 kantong lagi dan Sindi pun sudah nampak kemajuannya saat itu, dijelaskan orang tua Sindi, kami serasa mendapatkan bantuan yang tidak dapat ternilai harganya hamba Allah yang telah menyelamatkan anak kami, ucapnya


Setelah saya naikkan berita tentang Sindi lagi membutuhkan 2 kantong darah, akhirnya banyak ditanggapi oleh kawan-kawan dan juga secara spontan bergerak untuk menyebar luaskan informasi tersebut, pagi sampai sore hari ini puluhan nomor telepon yang tidak dikenal menelpon kami selaku orang tua Sindi, sangat banyak sekali hamba Allah lainnya hari yang menelpon kami bahkan juga ada yang akan donor dari Bukittinggi, 


Salah satunya termasuk juga ketua DPRD kota Padang Panjang Bapak Mardiansyah, menelpon saya dan akan datang ke PMI Padang Panjang untuk mendonorkan darahnya langsung, saya semakin terharu dengan melihat banyaknya hamba Allah yang bermunculan hari ini, ucap orang tuanya Sindi saat itu.




Ada hal yang paling menarik dan menyentuh hati saya sewaktu di WhatsApp grup STM KARYA angkatan 85 Padang Panjang, setelah saya share perihal tentang kami membutuhkan pendonor darah bagi teman-teman yang berada di kota Padang Panjang untuk anak saya, tetapi teman-teman langsung merespon, ada yang di Jakarta, Pekanbaru, Batam, bahkan ada yang di sekitar Sumbar pun merespon dengan baik saat itu.


Saya jadi malu karena selama ini tidak pernah aktif di grup STM KARYA angkatan 85 tersebut, bahkan tidak pernah melakukan sosialisasi dan memberikan bantuan sosial apa bila ada teman yang sakit, tetapi saya selalu mengikuti dan membaca setiap kegiatan yang dilakukan mereka.


Satu hal lagi saya seperti di paksa untuk mengirimkan nomor rekening Bank saya ke grup yang ada, setelah saya kirim nomor rekening Bank hampir semua teman-teman saya di grup STM KARYA angkatan 85 berkirim buat anak saya Sindi, ini membuat saya untuk mengintrospeksi diri agar tidak boleh cuek dalam grup alumni, sebut orang tua Sindi kepada awak media saat itu.(YB)

Sebelumnya
« Prev Post
Selanjutnya
Next Post »