PILIHAN REDAKSI

Tekan Inflasi, PJ Bupati Mentawai Bersama Forkopimda Galakkan Penanaman Cabe

INFO|MENTAWAI - Pemerintahan Kabupaten Kepulauan Mentawai melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian galakkan gerakan penanaman cabe sere...

Budaya

Opini

Mentawai

Padang Panjang

Peristiwa

Pariwara

PPKM Level IV, Pelaku Kuliner di Medan Angkat Bendera Putih: Kami Sudah Tak Sanggup!

 

Pelaku kuliner di Kota Medan angkat bendera putih. (Istimewa)

INFONUSANTARA.NET -- Lantaran imbas dari pandemi virus corona dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4, pelaku usaha atau pedagang kuliner di Kota Medan serentak menggelar aksi pasang bendera putih di tempat usahanya, Sabtu, 24 Juli 2021.

Imbas PPKM, pelaku kuliner di Medan angkat bendera putih: kami tak sanggup! 

Hal tersebut sebagai bentuk menyerah dengan kondisi usaha kolaps dan terpuruk.

“Pak tolong kami. Kami sudah mengangkat bendera putih. Kami sudah tak sanggup lagi,” kata salah seorang pelaku kuliner malam di Pajak Kedan, Komplek MMTC, Kota Medan, Andi, kepada wartawan.

Selain di lokasi ini, seperti dilansir dari viva.co.id, Sabtu 24 Juli 2021, aksi serupa juga dilaksanakan di sejumlah pasar kuliner malam lainnya di Kota Medan.

Andi mengatakan usaha mereka terpuruk selama Covid-19 ini. Apalagi, ditambah lagi ada larangan tidak boleh melayani konsumen makan di tempat. Sehingga, mereka lebih memilih menutup usahanya dan merumahkan karyawan.

“Selain di sini, aksi juga dilakukan di Megapark, PRR Marelan, Metrolink, Pajak Kedan. Ini akan berlanjut dengan kawan-kawan yang lain. Ada ribuan pedagang yang terdampak,” bebernya.

Selama PPKM Darurat berganti menjadi PPKM Level 4 di Kota Medan. Andi dan sesama pedagang mengikuti peraturan dengan membuka usahanya hingga pukul 20.00 WIB.

Ia mengatakan, kondisi tersebut membuat omset mereka drastis menurun. Dampaknya, mereka semua mengalami kerugian.

“Kami mengangkat bendera putih sebagai tanda kami menyerah pada keadaan. Kami adalah rakyat yang taat kepada peraturan. Tapi keadaan dan peraturan itu tidak memihak kami. Tidak memihak pedagang kuliner malam,” imbuh Andi.

Atas kondisi tersebut, Andi mengatakan ada pelaku usaha gulung tikar sebab tidak mampu lagi untuk menyewa tempat usaha dan menggaji pekerja. Bahkan, sebelum PPKM diberlakukan pun, perekonomian mereka sudah memburuk.

“Kami cari makan hari ini untuk makan hari ini. Bukan untuk foya-foya. Selama ini kami mencoba untuk bertahan. Peraturan yang ada membuat kami tidak sanggup. Tidak sanggup membayar uang sekolah, tidak sanggup membayar listrik dan lainnya,” jelasnya.

Sementara itu, seorang pedagang lainnya, Widiya mengatakan agar usahanya tidak semakin terpuruk, ia harus memutar otak dengan melakukan penjualan dagangan secara online. Namun, tidak mengalami peningkatan penjualan seperti offline.

“Habis omset kami. Untuk modal esok hari pun gak bisa. Terpaksa cari utangan. Terkadang sehari. Saya harus menghidupi dua anak. Karyawan saya ada lima.  Banyak yang sudah dipulangkan. Karena gak sanggup menggaji. Sementara ini pekerjaan utama kami,” ungkapnya.

Para pedagang berharap pemerintah bisa memberikan solusi. Sehingga, mereka bisa menyambung hidup di tengah pandemi Covid-19 yang belum menunjukkan tren penurunan.

“Kita minta dibantu dari sisi kebijakannya. Jadi bisa berjualan. Selama ini gak ada kami dapat bantuan. Bansos itu pekerja, saya saja tidak dapat,” imbuh Robin, pedagang lainnya.

Source: terkini.id

Sebelumnya
« Prev Post
Selanjutnya
Next Post »