PILIHAN REDAKSI

Tekan Inflasi, PJ Bupati Mentawai Bersama Forkopimda Galakkan Penanaman Cabe

INFO|MENTAWAI - Pemerintahan Kabupaten Kepulauan Mentawai melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian galakkan gerakan penanaman cabe sere...

Budaya

Opini

Mentawai

Padang Panjang

Peristiwa

Pariwara

Sejarawan Mesti Lahirkan Cara untuk Menafsirkan Masa Lalu secara Kritik

Diskusi Alumni Lintas Angkatan Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Andalas, 
Infonusantara (PADANG) – Sejarawan dari Universitas Andalas mesti mampu merumuskan sebuah kredo dalam merebut pentas kepemimpinan di masa depan, dengan berpijak pada masa lalu. Sayangnya, ilmu sejarah masih diajarkan secara normatif di hampir setiap jenjang pendidikan. 

Demikian sekelumit diskusi yang mengemuka saat alumni lintas angkatan Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Andalas, saat ngopi sore Sikola Cafe, Sekretariat DPP IKA Unand, Jl KIS Mangunsarkoro No 11 Padang, Kamis (29/3/2018). 

“Sejarawan kini, mesti menawarkan sebuah cara untuk menafsirkan masa lalu secara kritik,” ungkap Budayawan Sumatera Barat yang juga alumni Jurusan Ilmu Sejarah FIB Unand, Edy Utama dalam diskusi ringan itu.

Selain Edy Utama, juga hadir di kesempatan itu, alumni Ilmu Sejarah angkatan 1987, Imelda Sari dan Delikson Dalimunte. Juga ada Hary Efendi Iskandar (angkatan 1995), Fajar Rusvan (angkatan 2005), Satria Putra (angkatan 2007) dan lainnya. 

Ngopi sore para alumni ini, tak lepas dari kegiatan Reuni Akbar dan Mubes II Ikatan Alumni (IKA) Sejarah Unand pada 30-31 Maret 2018 ini di Padang. Di kegiatan itu, juga akan digelar Penyerahan Anugerah Sejarah 2018 pada para alumni dan sejumlah tokoh. 

Sementara, Imelda Sari menekankan, pentingnya memberikan pemahaman masa lalu pada generasi sekarang untuk menapak masa depan. “Alumni Ilmu Sejarah itu punya kemampuan yang tak dimiliki alumni dari jurusan lain yakni kemampuan bernarasi. Sejarah merupakan satu-satunya jurusan yang melahirkan alumni yang mampu membuat satu dokumen jadi tulisan yang basah dan menarik,” terang Imelda. 

Di kesempatan itu, Imelda yang juga Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Partai Demokrat menekankan pentingnya reuni akbar alumni Ilmu Sejarah Unand ini, tak sekadar ajang kongkow-kongkow dengan teman semasa kuliah dulu. Harus ada pembeda dengan temu alumni di tingkat sekolahan. 

“Alumni perguruan tinggi yang notabene seorang intelektual, kalau berkumpul mesti melahirkan sebuah gagasan untuk perjalanan bangsa ini ke depan. Spirit masa lalu mesti dijadikan semangat untuk menorehkan prestasi di masa depan,” tegas Imelda yang juga disebut-sebut sebagai calon kuat ketua alumni IKA Sejarah Unand menggantikan Zulkifli Azis. 

Imelda juga berharap, para mahasiswa Ilmu Sejarah juga dikenalkan ke alumni yang telah berhasil di bidangnya masing-masing. Seperti, Budi Putra, penulis sekaligus wartawan yang aktif di dunia teknologi informasi, para alumni yang aktif di TNI dan profesi lainnya. 

“Gunanya alumni itu salah satunya yaitu memberi ruang bagi para junior untuk membangun networking,” terang Imelda. (Rel)


Sebelumnya
« Prev Post
Selanjutnya
Next Post »