PILIHAN REDAKSI

Maju Pilkada 2024, Rijel Samaloisa Ambil Formulir Pendaftaran Lewat PDIP

INFO| MENTAWAI   – Mantan Wakil Bupati Mentawai periode 2011-2016, Dr Rijel Samaloisa mengambil formulir pendaftaran untuk maju di Pilkada 2...

Budaya

Opini

Mentawai

Padang Panjang

Peristiwa

Pariwara

Mahyeldi : Sistem Pendidikan di Kota Padang Perlu Evaluasi Mendalam


Infonusantara.PADANG - Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah Dt Marajo menyebut sistem pendidikan sudah seharusnya dievaluasi. Karena selama ini Mahyeldi melihat terjadi perlambatan pencerdasan.

"Pendidikan kita perlu evaluasi mendalam," ungkap Walikota Padang pada malam penutupan Internasional Conference On Global Education (ICGE) V di Palanta Kediaman Walikota Padang, Selasa (11/4).

Walikota melihat, melalui pendidikan seharusnya seseorang meraih sukses dalam menjalani kehidupan. Namun dalam kenyataannya justru belum sesuai dengan apa yang diharapkan."Harus ada percepatan pencerdasan," sebut Mahyeldi.

Walikota mencoba membandingkan antara Indonesia dengan negara lain. Di mana di negara lain, seseorang mendapatkan gelar S3 pada usia di bawah 30 tahun. Sedangkan di Indonesia, justru di atas 30 tahun.

Begitu juga halnya dengan masa belajar di tingkat sekolah dasar (SD). Dulu, ketika seorang anak masuk SD belum mengetahui apapun. Baru mulai belajar menulis, membaca dan menghitung saat di bangku SD. Sedangkan kini, ketika masuk SD, seorang anak sudah banyak tahu. Tapi kenapa hingga saat ini SD masih enam tahun?. Ini harus dievaluasi.

"Tidak itu saja, penanaman karakter sejak dini juga belum melekat di masing-masing anak. Sedangkan di negara lain, penanaman karakter sejak dini sudah dilakukan.Penanaman karakter belum tampak, sedang di negara lain, karakter sudah melekat di dalam diri seseorang," ujarnya.

Kemudian, saat ini terjadi perbedaan dalam SDM pengajar. Dulu, seseorang yang menyelesaikan studi pada Sekolah Pendidikan Guru (SPG) dapat langsung mengajar di depan kelas. Namun kini, seorang jebolan Perguruan Tinggi (PT) belum maksimal dalam mendidik."Karena itu kita berharap perlu evaluasi pendidikan," ungkapnya.

Dalam ICGE V yang digelar di Padang itu dihasilkan tujuh poin resolusi bagi pendudidikan. Resolusi itu disebut dengan "Resolusi Padang untuk Revolusi Dunia Pendidikan Dalam Rangka Kesejahteraan Umum dan Penghargaan Terhadap Budaya yang Berbeda". Resolusi ini ditandatangani perwakilan Universitas Kebangsaan Malaysia Prof. Madya Dr. Dato' Muhammad Husain dan perwakilan Universitas Eka Sakti Prof. Dr. Sufyarma Marsidi, M. Pd.

"Ada tujuh resolusi yang dihadirkan di sini, lewat resolusi ini perlu revolusi pendidikan, terutama masukan bagi Kota Padang,"katanya.

Ketujuh resolusi itu diantaranya yakni ICGE V mendorong pemerintah meningkatkan akses kesadaran warga negara agar memperoleh pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang fleksibel, relevan, berkualitas dan terjangkau oleh berbagai lapisan masyarakat. Serta, ICGE V mendorong keterlibatan publik dan pemangku kepentingan (stakeholders) dalam melaksanakan inovasi pendidikan bersama-sama sekolah dan perguruan tinggi.

Sementara, perwakilan Universitas Kebangsaan Malaysia Prof. Madya Dr. Dato' Muhammad Husain mengaku bangga bisa hadir di Padang. Dirinya juga mengapresiasi langkah Walikota Padang yang berkontribusi menegakkan syariat Islam di Padang."Kita bangga punya pemimpin seperti ini," ungkapnya.

Muhammad Hussain mengatakan bahwa pendidikan terus berubah setiap waktu. Seiring dengan perkembangan zaman. "Kita harus mengikuti tekhnologi, bukan sebaliknya," ungkapnya.

Dalam malam penutupan Internasional Conference On Global Education (ICGE) V di Palanta Kediaman Walikota Padang itu tampak hadir diantaranya perwakilan lima negara peserta. Juga tampak Rektor Universitas Eka Sakti Prof. Andi Mustari Pide, dan lainnya.(im7/Ch)
Sebelumnya
« Prev Post
Selanjutnya
Next Post »